Modus lainnya, yakni dengan melakukan kontrol terhadap institusi-institusi penting pemerintahan. Dinasti politik cenderung mengontrol lembaga-lembaga kunci dalam negara, seperti militer, polisi, dan media, untuk memastikan kelangsungan kekuasaan dan mendukung keluarga tersebut. Kemudian, melakukan manipulasi sistem politik melalui perundangan atau kebijakan. Modus lain yakni dengan melakukan kontrol terhadap partai politik. Upaya tersebut bisa dilakukan dengan menciptakan dan memelihara reputasi keluarga sebagai pemimpin yang berkompeten dan berhak atas kekuasaan atas partai politik tersebut.
Sudah barang tentu, praktik-praktik politik untuk menciptakan dinasti politik kerap mendapatkan kritik, karena dianggap dapat mengancam prinsip-prinsip demokrasi, transparansi, dan akuntabilitas. Pengaruh dan praktik semacam itu dapat merugikan perkembangan institusi demokrasi dan membatasi peluang partisipasi politik yang adil.
Drama Politik dan Politik Drama
"Drama politik" mengacu pada karya seni atau narasi yang secara eksplisit membahas tema-tema politik, konflik politik, dan situasi politik dalam suatu konteks naratif. Ini adalah genre yang mencakup film, buku, atau pertunjukan teater yang mengeksplorasi intrik, konspirasi, dan dinamika kekuasaan dalam ranah politik. Fokusnya pada cerita dan karakter yang terlibat dalam lingkungan politik. Fokusnya pada karya seni atau narasi yang secara eksplisit membahas situasi politik dengan tujuan menghibur dan menyajikan seni dari sudut pandang tertentu terhadap politik.
Adapun "Politik drama," di sisi lain, merujuk pada situasi nyata atau peristiwa dalam dunia politik yang memiliki unsur dramatis atau kontroversial. Istilah ini lebih terkait dengan peristiwa-peristiwa politik yang mencengangkan atau kontroversial yang terjadi di dunia nyata. Contoh politik drama misalnya manakala terjadi skandal politik, konflik dalam suatu partai politik, atau peristiwa politik yang menarik perhatian dan kontroversial. Dengan demikian, "politik drama' mengacu pada peristiwa aktual yang menciptakan respons emosional dan dramatis dari masyarakat.
Perbedaan antara "drama politik" dan "politik drama" menyoroti pentingnya konteks dalam interpretasi sebuah istilah. Yang pertama merujuk pada seni dan kreativitas dalam penyampaian pesan politik, yang kedua menyoroti dramatisasi dan kontroversi yang terjadi dalam dunia politik nyata. Pemahaman perbedaan ini dapat membantu kita mengapresiasi kedua konsep tersebut dengan lebih baik, baik dari perspektif seni maupun politik. Jangan tertukar akibat ketidaktahuan, karena jika hal itu diilakukan oleh para petinggi negeri menjadi sangat memalukan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI