Pendidikan memegang peranan penting dalam keberlangsungan hidup suatu bangsa. Menurut Undang-Undang Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan adalah usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang dieprlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Sebagai sebuah peranan penting dalam masyarakat, pendidikan dari zaman ke zaman akan terus berubah dan senantiasa memperbaiki diri dengan proses panjang agar dapat berpadu dengan sistem pendidikan.
Berdasarkan studi Pustaka ditemukan bahwa pengaruh lintas budaya dan globalisasi menyebabkan kearifan lokal mulai tergerus, goyahnya nilai-nilai kearifan lokal bahkan juga akan terkikis dan tidak terlepas dari perubahan zaman yang semakin berkembang pesat.Â
Kearifan lokal merupakan suatu budaya atau adat istiadat yang diwariskan secara turun temurun dari satu generasi ke generasi selanjutnya dan tidak bisa dipisahkan dari masyarakat itu sendiri. Maka peran pendidikan sangat diperlukan untuk mempertahankan kearifan lokal bangsa. Karena pada dasarnya, didalam kearifan lokal terkandung nilai-nilai dan ajaran kebaikan dan mendapat pengakuan dari masyarakat tentang kebaikannya.
Sayangnya, seiring berjalannya waktu, tradisi, adat istiadat, budaya, dan kearifan lokal yang tersebar di berbagai daerah semakin banyak yang tergerus zaman. Alih-alih mempertahankan kearifan lokal yang sudah turun temurun dan diwariskan oleh nenek moyang, anak muda justru menggantinya dengan pandangan-pandangan baru dari luar yang belum tentu hal tersebut benar dan dapat diterima oleh masyarakat.Â
Hal tersebut juga dapat menimbulkan problematika baru karena tersingkirnya kearifan lokal dan berakibat hilangnya sendi-sendi pembentuk moral dan jati diri anak bangsa. Jika hal ini dibiarkan, tentunya sangat membahayakan bagi kehidupan berbangsa dan bernegara karena mereka akan bersikap apastis dan mudah terpengaruh oleh budaya modernisme.
Dewasa ini, tentu kita semua akan mengalami hal ini dan upaya yang dilakukan oleh generasi muda ialah mencetak generasi yang mampu menghadapi tantangan global tersebut dengan penyelenggaran pendidikan yang berkualitas dan memperhatikan prinsip-prinsip kearifan lokal. Namun sayangnya, tantangan ini cukup sulit bagi generasi muda karena banyak dari mereka yang lebih memilih budaya asing.Â
Jika dilihat dari perspektif nilai, dimana dalam nilai etis ditemukan bahwa apa saja yang dianggap baik pada budaya di masa lalu belum tentu juga dapat duterima bahkan dianggap baik di masa sekarang, justru di masa sekarang budaya tersebut dianggap aneh atau sebaliknya. Contoh paling sederhana dan seringkali kita temui dalam masyarakat yaitu cara berpakaian, jika zaman dahulu pakaian adat terbuka adalah hal yang aneh karena dianggap kurang sopan dan tidak etis, namun di zaman sekarang dianggap wajar dan tidak ada yang salah dengan hal tersebut.
Peran pendidikan dengan tetap mempertahankan kearifan lokal sangat penting tentunya agar kearifan lokal tidak terkikis dan hilang begitu saja digantikan dengan budaya baru. Oleh karena itu, dibutuhkan beberapa upaya untuk mencetak generasi muda yang bisa berpikir kritis untuk mempertahakan kearifan lokal dan memadukannya di era modernisasi ini dengan cara mewujudkan dan meningkatkan kualitas pendidikan berbasis kearifan lokal. Hal ini dilakukan agar kearifan lokal tidak tergerus oleh budaya asing, dan generasi muda mampu meghadapi hal ini.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI