Mohon tunggu...
Khoiru Tsaqif Daffani
Khoiru Tsaqif Daffani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Seorang Manusia yang tertarik dengan musik dan dunia ikan hias

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Membangun Pesan yang Bijak dan Beradab melalui Etika dan Moralitas dalam Berdakwah

16 Oktober 2024   16:43 Diperbarui: 16 Oktober 2024   16:46 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam Islam, dakwah merupakan salah satu tugas mulia yang bertujuan untuk menyampaikan kebenaran, mengajak pada kebaikan, dan mencegah kemungkaran. Namun, dalam proses menyampaikan dakwah, aspek etika dan moralitas harus menjadi fondasi yang kuat agar pesan yang disampaikan bisa diterima dengan baik dan tidak menimbulkan kesalahpahaman. Dakwah yang dilakukan tanpa memperhatikan etika bisa saja membawa dampak negatif, meskipun tujuannya mulia.

Etika dalam dakwah merujuk pada cara, sikap, dan perilaku seorang pendakwah dalam menyampaikan pesan agama. Islam sangat menekankan pentingnya akhlak yang baik dalam setiap tindakan, termasuk dalam berdakwah. Seorang pendakwah yang bijak akan selalu berbicara dengan santun, sabar, dan penuh kasih sayang.

Sebagai contoh, Rasulullah SAW adalah teladan utama dalam hal ini. Dalam menyampaikan dakwah, beliau tidak pernah memaksa atau menyakiti perasaan orang lain, meskipun menghadapi berbagai tantangan dan penolakan. Hal ini menunjukkan bahwa metode penyampaian yang baik dan beradab jauh lebih efektif daripada pendekatan yang keras atau konfrontatif.

Selain cara penyampaiannya, moralitas dalam isi dakwah juga sangat penting. Pesan yang disampaikan harus mengandung kebenaran, kejujuran, dan niat yang tulus untuk mengajak kepada kebaikan. Dakwah bukanlah alat untuk mengejar popularitas, kekuasaan, atau keuntungan pribadi, melainkan bentuk tanggung jawab seorang Muslim dalam menyebarkan kebaikan.

Salah satu tantangan dalam berdakwah adalah menjaga agar tidak terjebak dalam sikap menghakimi atau merasa lebih baik daripada orang lain. Dakwah yang baik adalah dakwah yang mengajak, bukan memaksa atau menggurui. Menyampaikan dakwah dengan sikap rendah hati dan penuh empati akan lebih efektif dalam menyentuh hati orang lain, dibandingkan dengan pendekatan yang keras atau mengintimidasi.

Sebagai contoh, ketika menyampaikan dakwah kepada orang yang baru belajar tentang Islam, pendakwah harus memahami posisi mereka dan memberikan panduan dengan sabar dan bijaksana. Hal ini akan membantu pendengar merasa dihargai dan lebih terbuka menerima pesan yang disampaikan.

Misalnya, dalam dakwah tentang larangan riba, pendakwah harus menekankan pentingnya menjaga keadilan dan kesejahteraan bersama, bukan hanya sekadar menyampaikan hukumnya. Pendekatan ini akan lebih menyentuh hati pendengar karena mereka dapat memahami esensi moral dari pesan yang disampaikan.

Dalam dunia yang semakin plural, pendakwah sering kali dihadapkan pada perbedaan pandangan, keyakinan, atau budaya. Oleh karena itu, penting bagi pendakwah untuk memiliki sikap inklusif dan toleran. Dakwah yang bermoral tidak memaksakan kehendak, tetapi menghargai perbedaan dan berusaha menemukan titik temu yang dapat mempererat hubungan antarsesama manusia.

Misalnya, ketika berdakwah di lingkungan yang mayoritas non-Muslim, penting untuk menyampaikan pesan dengan cara yang dapat dipahami oleh audiens tanpa menimbulkan kesalahpahaman atau rasa tidak nyaman. Pendakwah harus menyesuaikan bahasa dan pendekatan yang digunakan sesuai dengan konteks budaya dan sosial audiens.

Dakwah yang baik adalah dakwah yang memperhatikan etika dan moralitas, baik dalam cara penyampaiannya maupun dalam isi pesan yang disampaikan. Dengan sikap yang santun, rendah hati, dan penuh kasih sayang, dakwah akan lebih mudah diterima dan dapat membawa perubahan yang positif. Pendakwah harus selalu ingat bahwa tujuan utama dari dakwah adalah mengajak kepada kebaikan, bukan sekadar untuk menonjolkan diri atau menghakimi orang lain. Dengan demikian, dakwah akan menjadi sarana yang efektif dalam membangun masyarakat yang beradab dan berakhlak mulia.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun