Mohon tunggu...
Khoirun Nisak
Khoirun Nisak Mohon Tunggu... Administrasi - Communication Studies

I have enthusiasm for social issues and digital world development. Passionate and independent to learn new things such as communication media studies and digital marketing.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengapa Etnosentrisme, Prejudis, dan Diskriminasi dapat Menjadi Sumber Permasalahan Bagi Bangsa Indonesia?

14 Juli 2022   11:02 Diperbarui: 14 Juli 2022   11:04 8512
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Ehimetalor Akhere Unuabona on Unsplash

Etnosentrisme sendiri merupakan penilaian seseorang terhadap kebudayaan lain berdasarkan nilai dan standar budaya sendiri. Penilaian ini biasanya berkaitan dengan bahasa, tingkah laku, kebiasaan, dan agama yang  dianut. Selain itu, individu/ kelompok yang memiliki sikap ini memandang budaya sendiri lebih baik dibanding kebudayaan lain. 

Sebagai contoh yang terjadi di sekitar adalah sebagian orang tua bersuku jawa melarang anaknya baik laki-laki maupun perempuan untuk menikah dengan orang bersuku sunda. Hal ini masih sering kita jumpai pada masyarakat yang tinggal di desa. Mereka menilai suku/ budaya sendiri lebih baik dibanding kebudayaan lain.

Selanjutnya Prejudis (prasangka) merupakan sebuah sikap/ pandangan yang kurang baik (negatif) terhadap suatu kelompok tertentu. Sikap ini biasanya berupa prasangka buruk terhadap sesuatu padahal individu tersebut belum mengetahui kebenarannya. Sekelompok masyarakat ini hanya mengikuti anggapannya sendiri tanpa berusaha untuk mengenal lebih dalam kelompok masyarakat lain. 

Sebagai contoh adalah suatu kelompok masyarakat bersuku jawa yang memandang orang bersuku minang itu pelit. Padahal mereka belum mengenal dekat suku minang secara personal namun sudah memberikan stigma negatif pada budaya masyarakat lain.

Terakhir, diskriminasi adalah wujud dari prasangka yang menyebabkan pembedaan perlakuan terhadap suatu kelompok masyarakat tertentu. Perbedaan perlakuan tersebut bisa disebabkan karena warna kulit, golongan, suku/ ras, perbedaan jenis kelamin, ekonomi, agama, dan lain sebagainya. Sebagai contoh sikap diskriminasi yang terjadi akhir-akhir ini adalah penolakan jasad yang terpapar virus COVID-19. 

Ketidakpahaman masyarakat terkait penanganan COVID-19 dapat menimbulkan diskriminasi bagi pasien maupun tenaga kesehatan yang terkait. Penolakan tersebut dilakukan warga karena takut tertular, padahal baik dari pemerintah dan tim medis sudah melakukan perlakuan pada jenazah sesuai dengan SOP (standar operasional prosedur). Selain itu, diskriminasi terhadap pasien/ penyandang status ODP yang dikucilkan masyarakat masih sering terjadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun