Berdasarkan rumusan masalah yang diangkat pada buku ini, penulis membagi menjadi sub-sub masalah sebagai berikut; (1) Makna dan hikmah takwa; (2) Faktor-faktor yang mempengaruhi takwa; (3) Karakteristik manusia yang bertakwa; (3) Karunia Allah kepada manusia yang bertakwa; serta (5) Fungsi dan aktualisasi takwa dalam beramal ibadah.
      Takwa dalam al-Qur'an memiliki arti; memelihara diri, hati-hati, takut, beriman, taat, ikhlas dan membersihkan hati dari dosa. Dalam buku ini disebutkan makna etimologis takwa secara nyata telah memberikan dukungan arti terhadap makna terminologis takwa dan makna qur'ani takwa.Â
Maka secara terminologi, takwa adalah kesadaran lahir dan batin untuk melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya dengan penuh keikhlasan, sesuai dengan kemampuan manusiawi yang terbatas. Dalam Al-Qur'an seringkali menggunakan beberapa istilah dalam menunjukkan arti takwa yaitu; al-khasyyah (takut), iman, tobat, taat, meninggalkan kemaksiatan, ikhlash, 'ibadah, dan membersihkan hati dari dosa. Al-Qur'an dalam menunjukkan pengertian takwa menggunakan terma-terma yang mengandung makna takwa.Â
Adapun terma-terma lain yang digunakan untuk menunjukkan makna takwa adalah kata al-khasysyah, al-khauf, al-rahbah, al-wajal, dan al-ru'b. akan tetapi terma-terma tersebut tidaklah persis mengandung pengertian takwa, karena pada hakikatnya, takwa memiliki makna yang lebih umum dari terma-terma tersebut. dalam perintah bertakwa banyak sekali hikmah yang dapat diperoleh yakni diantaranya memperoleh Rahmat dan keuntungan di dunia dan di akhirat, serta rasa syukur kepada Allah yang timbul dari takwa akan membuka keridhaan Allah terhadap orang yang bertakwa.
Dalam proses pembentukan ketakwaan, banyak faktor yang berperan di dalamnya, bahwa keberhasilan dan kegagalan selalu berhubungan dengan dua kekuatan di persada yang menentukan ketakwaan, yaitu Nabi dan para ulama pada satu sisi, serta Iblis dan setan di sisi lain. Tugas para Nabi dan ulama adalah membentuk dan membina ketakwaan, sedangkan Iblis dan setan berusaha merusak ketakwaan mealui tipu daya, kekufuran, syirik dan jalan-jalan lain yang mendustakan Allah dan Rasul-Nya seperti fasik dan nifaq.
      Manusia yang bertakwa yaitu manusia yang senantiasa mendasarkan seluruh kepribadiannya pada Al-Qur'an dan sunnah Nabi, dan kedua pedoman hidup agamis tersebut akan melahirkan kepribadian-kepribadian luhur sebagai karakteristik orang yang bertakwa. Karakterisktik orang yang bertakwa diantaranya; beriman kepada Allah, kepada Malaikat malaikat-Nya, kepada kitab-kitab-Nya, kepada Rasul-Rasul-Nya, kepada hari akhir, dan kepada takdir Allah yang baik maupun yang buruk; menepati janji kepada Allah dan kepada manusia, sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan.Â
Karakteristik mulia lainnya yaitu berdoa kepada Allah yang menunjukkan bukti kebutuhan manusia terhadap Allah, sekaligus sebagai sarana hubungan antara makhluk dan Khaliqnya; orang yang bertakwa harus mampu menahan amarahnya, mengendalikan diri dan dapat memaafkan kesalahan orang lain; muttaqin merupakan orang yang senantiasa berbuat baik kepada Allah dan kepada sesama manusia dan alam sekitar; dan orang yang bertakwa sedikit tidur di waktu malam, dikarenakan tidak akan menyia-nyiakan waktu terbaik untuk beribadah kepada Allah.
      Allah menegaskan dalam Al-Qur'an, 'Sesungguhnya orang yang paling mulia di sisi Allah adalah orang yang bertakwa', hal ini tampaknya sangat tepat jika melihat karakterisktik istimewa yang dimiliki orang yang bertakwa dan wajar jika Allah menjanjikan karunia-Nya kepada mereka. Orang yang bertakwa akan meraih berbagai Rahmat dan nikmati di dunia dan akhirat. Mereka akan dikarunai dan dirahmati Allah dengan kegembiraan di dunia dan akhirat, terutama di saat-saat akhir hayatnya yang ditakuti banyak manusia yang tak beriman yaitu saat sakaratul maut.
      Manusia yang bertakwa akan dimuliakan Allah karena keikhlasan mereka dalam beramal, amal ibadah mereka diterima oleh Allah, semua ini pada akhirnya akan membawa keselamatan dari azab mereka dan mengekalkan mereka dalam surga, inilah balasan amal shaleh yang dijiwai dengan ketakwaan, yang disertai dengan karunia dan Rahmat Allah.
Kekurangan Buku    :
      Buku ini penuh dengan filosofi yang mampu dipahami hanya oleh orang-orang open minded yang bahkan dapat melakukan Analisa lebih lanjut mengenai apa yang sudah dibaca.