Cemas, mungkin sudah tak asing kita mengalami rasa cemas. Manusia sering kali merasa cemas, baik anak-anak, remaja, dewasa maupun lansia. Biasanya, cemas ini terjadi ketika kita menghadapi hal diluar dugaan yang membuat diri kita merasa terancam.Â
Sebelum lebih jauh, kita harus memahami apa itu cemas? Cemas ini adalah suatu perasaan ketidakpastian, rasa takut, gelisah, tegang yang dialami oleh seseorang karena suatu hal yang masih belum diketahui.Â
Hal ini didukung juga oleh penyataan dari (Faridy, 2021), cemas adalah suatu kondisi dimana adanya reaksi emosional secara umum yang muncul karena suatu situasi tertentu yang diluar dari dugaan seseorang, yang tentunya dirasa sebagai suatu ancaman terhadap orang tersebut. Kecemasan biasanya diliputi rasa khawatir dan rasa takut yang tidak jelas sebabnya (Gunarsa & Gunarsa, 2008).
Kecemasan ini tidak selamanya buruk, rasa cemas ringan merupakan respon normal tubuh terhadap hal yang tidak terduga. Seperti halnya ketika lupa mengerjakan tugas, rasa cemas yang dialami oleh anak-anak sekolah maupun mahasiswa adalah hal wajar yang tentunya akan memecut mereka untuk lebih berwaspada dan lebih semangat dalam mengerjakan tugas-tugasnya (Swarjana, 2022). Agar kita lebih memahami, simak tingkat kecemasan ini!
- Normal: Pada level kecemasan normal ini, biasanya orang tersebut hanya merasa gelisah dan ketakutan yang dapat mendorong mereka untuk mengambil langkah selanjutnya yang dapat mencegah ancaman dan mengurangi risiko bahaya yang dialaminya. Seperti hal nya contoh diatas dimana sering kita merasakan cemas ketika lupa mengerjakan tugas, maupun keterlambatan masuk sekolah. Rasa cemas ini biasanya dapat kita tangani dengan bergegas mengerjakan tugas ataupun mempercepat langkah kita untuk mengurangi keterlambatan.
- Kecemasan Ringan: Biasanya, orang ini akan meningkatkan kewaspadaan terdapat lingkungannya. Ketika bersantai, orang ini perlu bekerja dibawah tekanan untuk dapat memenuhi tenggat waktu yang memungkinkan mereka untuk menghadapi kecemasan ringan hingga akut sampai pekerjaannya selesai. Orang dengan riwayat kecemasan kronis akan sering mengalami seperti gelisah, aktivitas motorik gemetar,postur kaku dan ketidakmampuan dalam bersantai.
- Kecemasan Sedang: Pada level kecemasan sedang, persepsi dalam penglihatan, pendengaran, sentuhan bahkan penciuman menjadi terbatas karena orang tersebut mengalami penurunan dalam kemampuannya berskonsentrasi. Biasanya, ketika orang tersebut sudah memasuki kesemasan sedang, mereka akan mondar-mandir, suaranya tremor, kecepatan dalam berbicaranya meningkat.
- Kecemasan Berat: Pada tahap kecemasan berat ini, orang tersebut merasa semakin berkurang fokusnya pada satu detail tertentu. Vebalisasinya juga tidak tepat atau kemampuan dalam berkomunikasinya menjadi tidak jelas.
- Status Panik: Pada level ini, muncul gangguan total pada kemampuan untuk merasakan. Dimana terjadi disintegrasi kepribadian menjadi tidak bisa bergerak (imobilisasi), kesulitan dalam verbal, tidak bisa untuk fokus pada kenyataan. Pada orang dengan status panik ini, terjadi perubahan baik secara fisiologis, emosional, dan intelektual yang hilang kendali.
Menurut (Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI, 2019), gangguan cemas atau yang biasa disebut dengan Anxiety Disorders menduduki peringkat 2 sebagai penderita terbanyak setelah Depressive Disorders di Indonesia pada tahun 2017.Â
Selain itu, survey berdasarkan hasil polling instagram selama 24 jam pada tanggal 20 April 2022, 63% orang pernah mengalami cemas, 15% sering mengalami cemas walaupun tidak setiap hari dan 22% merasa cemas setiap hari.Â
Dalam mengatasi rasa cemas, berdasarkan QnA dari pengguna instagram, beberapa diantara mereka melakukan distraksi untuk mengurangi kecemasannya.
"Tidur", menurut @miazmii_
"Dengerin lagu, main sama anak, ngelakuin hobi yang disuka", menurut @widyanurkhasanah07
"Sholat trs curhat ke Allah atau ga ya ngaji, kalo ga jalan jalan sm ayank awkwkak", menurut @urilcorn