Mohon tunggu...
khoirunnisa
khoirunnisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa IAIN KENDARI/Prodi ESYC21

#IAINKENDARI#FEBI#ESYC21

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Siapa yang Paling Merasakan Dampak Kenaikkan Harga BBM?

4 September 2022   21:33 Diperbarui: 4 September 2022   21:36 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Pemerintah resmi naikkan harga BBM Subsidi pada Sabtu (3/9) yang diumumkan pada pukul 13.30 WIB dan berlaku sejak pukul 14.30 WIB pada Sabtu (3/9). Harga BBM yang naik antara lain: Solar dan Pertalite. Pertalite naik dari harga Rp.7.650.00, menjadi harga Rp.10.000.00, solar dengan harga awal Rp.5.150.00, menjadi Rp. 6.800.00, bahkan tak hanya BBM subsidi, pemerintah juga naikkan harga BBM nonsubsidi yaitu pertamax dari harga awal Rp.12.000.00, menjadi Rp.14.500.00, per liter.

Naiknya harga BBM bukan tanpa alasan. Pemerintah naikkan harga BBM sebab harga minyak mentah terus melonjak naik di level USD 90-USD 100 per barel. Sementara asumsi harga minyak dalam APBN 2022 di level USD 63 per barel. Jika harga BBM tidak disesuaikan dan tetap diberlakukan subsidi maka pengeluaran belanja subsidi negara akan membengkak 3 kali lipat di tahun 2022 ini. Sehingga ini menjadi pilihan terakhir pemerintah dalam menghadapi situasi yang sulit yaitu dengan mengalihkan subsidi BBM. Namun, naiknya BBM ini menjadi beban bagi masyarakat, apalagi masyarakat yang pendapatannya tidak stabil atau tidak menentu. Sehingga hal tersebut menuai berbagai kontrofersi yang bukan hanya dari kalangan rakyat biasa.

Azam Azman Natawijaya, Wakil ketua Komisi VI DPR di Jakarta, mengatakan " Harga BBM bersubsidi saat ini tidak tepat". Beliau mengatakan demikian sebab waktu kenaikkan harga BBM bertepatan dengan perekonomian yang sedang melambat, seperti yang kita ketahui saat ini perekonomian masih berada dalam masa pemulihan setelah adanya pandemi, selain itu Heri Gunawan seorang Politikus Gerinda, mengatakan "Kenaikkan harga BBM dapat mengakibatkan tekanan biaya produksi, operasional dan kenaikkan gaji pada sector perindustrian. Sedangakan harga bahan pokok yang mengalami kenaikkan berpotensi menurunkan  volume perdagangan dalam negeri".

Lalu bagaimana dengan nasib pengusaha kecil dan menengah?

Tentunya merekalah yang paling merasakan dampak dari keneikkan harga BBM tersebut, sebab kenaikkan harga BBM akan berdampak pada naiknya biaya produksi dan penurunan pendapatan. Sebagai contoh, harga bensin yang dijual eceran oleh pedagang kecilpun pastinya akan ikut naik, dari haraga awal Rp. 10.000.00, menjadi harga Rp.12.000.00 sd Rp. 13.000.00 per liter untuk saat ini, sehingga dapat diprediksi masyarakat akan memilih untuk mengisi BBM di SPBU terdekat daripada di penjual eceran, selain itu dapat diprediksi bahwa kenaikkan biaya ojol dan angkutan umum pun akan menyusul dalam waktu yang singkat. Kata Riskiyani, salahsatu penumpang rental mobil  Koltim-Kendari "Sekarang biaya rental mobil menjadi naik, dari harga awal Rp.70.000.00, menjadi Rp.90.000.00, sd Rp.100.000.00". Itu merupakan salahsatu keluhan dari masyarakat yang baru saja merasakan dampak kenaikkan harga BBM.

Lalu bagaimana kelanjutannya? Apakah masyarakat yang lain akan ikut mengeluh dan menimbulkan berbagai kontrofersi?

Seiring berjalannya waktu, tentu akan ada berbagai kontrofersi pro dan kontra dari masyarakat.

Mari kita tunggu bersama!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun