Mohon tunggu...
Khoirun Nisa
Khoirun Nisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa stai darussalam lampung

berkarya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Alasan dan Dampak Penghapusan Skripsi Sebagai Syarat Kelulusan di Perguruan Tinggi

24 September 2023   21:41 Diperbarui: 25 September 2023   03:01 683
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Skripsi merupakan suatu karya ilmiah yang harus diselesaikan oleh mahasiswa sebagai prasyarat untuk melanjutkan sekolah di perguruan tinggi. Skripsi biasanya berisi tentang penelitian atau kajian pada suatu hal tertentu yang berkaitan dengan bidang studi mahasiswa. Namun, sebuah skripsi juga seringkali menjadi beban bagi mahasiswa, karena membutuhkan banyak waktu, biaya, dan tenaga yang tidak sedikit. Oleh karena itu, beberapa perguruan tinggi di Indonesia telah mengajukan skripsi sebagai syarat kelulusan. Apa penjelasan untuk pendekatan ini?

Alasan Akademik 
Salah satu alasan akademik yang mendasari pembuangan skripsi adalah untuk menggarap hakikat kelulusan. Diungkapkan Rektor Universitas Indonesia (UI) Prof. Ari Kuncoro, skripsi tidak selalu mencerminkan kemampuan akademik mahasiswa, karena banyak yang menyalin dari sumber lain atau dibantu orang lain.

Selain itu, skripsi juga belum tentu selalu sesuai dengan kebutuhan pasar , karena banyak yang terlalu hipotetis dan tidak tepat. Dengan menghilangkan skripsi tersebut, mahasiswa dapat fokus pada mata kuliah yang sesuai dengan keterampilan yang dibutuhkan dalam dunia kerja.

Selain itu penjelasan akademik lainnya adalah menghemat waktu dan biaya pendidikan. Menurut Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof. Panut Mulyono, skripsi seringkali menjadi penyebab mahasiswa terlambat lulus. Di dunia yang sempurna, mahasiswa dapat menyelesaikan ujian mereka tidak kurang dari empat tahun, sejujurnya. Dengan mengambil dalil tersebut, mahasiswa dapat lulus lebih cepat dan mengurangi beban biaya pendidikan. Hal ini juga dapat meningkatkan kemahiran dan efisiensi pendidikan tingkat lanjut.

Alasan Non-Akademik
Selain alasan akademik, ada pula alasan non-akademik atas pembatalan suatu skripsi. Salah satunya adalah untuk mengurangi tekanan dan ketegangan mental yang dialami mahasiswa. Menurut psokolog Dr. Dewi Retno Suminar, penyakit ini dapat menimbulkan berbagai permasalahan mental pada mahasiswa, seperti rasa gugup, depresi, kurang percaya diri, bahkan kehancuran diri. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, misalnya tidak adanya arahan dari dosen pembimbing, kesulitan dalam menentukan topik atau metode penelitian, hambatan dalam mengumpulkan informasi atau sumber perpustakaan, dan ketatnya batas waktu. Dengan menghapus skripsi, mahasiswa dapat terhindar dari tekanan dan ketegangan mental.

Selain itu, penjelasan non-akademik lainnya adalah memberikan keterbukaan yang luar biasa kepada mahasiswa untuk mengembangkan kapasitas dan minatnya yang sebenarnya di luar bidang keilmuan. Menurut Ketua Umum Persatuan Mahasiswa Katolik Indonesia (PMKRI) Ignasius Ryan Adrianto, usulan tersebut seringkali menghalangi siswa untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, seperti perkumpulan mahasiswa, kegiatan sosial, olah raga, kesenian, atau bahkan bisnis.

Sebenarnya latihan-latihan ini juga penting untuk membentuk kepribadian dan kemampuan mahasiswa. Dengan menghapus skripsi, mahasiswa dapat mempunyai waktu dan kesempatan tambahan untuk mengembangkan kapasitas dan minatnya yang sebenarnya di luar bidang keilmuan.

Kesimpulan 

Dari perbincangan di atas dapat disimpulkan bahwa ada beberapa alasan yang mendasar penghapusan skripsi sebagai syarat kelulusan di perguruan tinggi. Alasan-alasan tersebut antara lain alasan akademik, seperti memperbaiki kwalitas kelulusan, menghemat waktu dan biaya pendidikan, dan alasan non-akademik, seperti mengurangi tekanan dan ketegangan mental, serta membuka pintu bagi mahasiswa untuk mengembangkan kapasitas dan minatnya yang sebenarnya di luar bidang akademik. penghapusan skripsi ini diyakini akan memberikan manfaat bagi mahasiswa, perguruan tinggi, dan masyarakat. Namun, penghapusan skripsi tersebut juga harus diimbangi dengan peningkatan kualitas dan pentingnya mata kuliah, serta memberikan pilihan berbeda dibandingkan mahasiswa yang ingin melanjutkan sekolahnya ke jenjang yang lebih tinggi atau eksplorasi logika langsung.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun