Mohon tunggu...
Khoirun Nisa
Khoirun Nisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - New Writer

Sebagai penulis, kritikan dan masukan dari para kompasianer akan sangat membantu saya dalam memperbaiki dan mengembangkan model penulisan saya yang masih dalam tahapan belajar.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Kesetaraan Gender dalam Mendorong Pemberdayaan Masyarakat

4 Mei 2024   15:30 Diperbarui: 4 Mei 2024   15:59 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Freepik (https://pin.it/1zIZ2g2bC)

"Kesetaraan gender lebih dari sekadar tujuan. Ini adalah prasyarat untuk memenuhi tantangan pengurangan kemiskinan, mempromosikan pembangunan berkelanjutan dan membangun tata pemerintahan yang baik". [Kofi Annan]

Isu tentang gender masih menjadi perbincangan yang hangat dan atraktif hingga saat ini. Ketika berbicara tentang gender, maka secara tidak langsung kita membahas tentang relasi antara laki-laki dan perempuan. Isu tersebut bermula ketika mulai muncul persoalan terkait dengan perbedaan peran antara laki-laki dan perempuan. Akibatnya, terjadi ketidakadilan gender yang tentunya merugikan salah satu pihak, terutama perempuan. Untuk meminimalisir dampak yang ditimbulkan, perlu adanya penyetaraan hak antara laki-laki dan perempuan. Hal ini dikenal dengan istilah gender equality (kesetaraan gender).

Dalam konteks pemberdayaan masyarakat, konsep kesetaraan gender turut memegang peran penting di dalamnya. Demikian ini karena ada empat prinsip yang tercakup di dalam konteks pemberdayaan yaitu kesetaraan, partisipasi, kemandirian/keswadayaan dan keberlanjutan. Penerapan keempat prinsip tersebut harus dilakukan secara menyeluruh supaya proses pemberdayaan benar-benar dapat mewujudkan masyarakat yang adil dan berkelanjutan. Ketika terjadi ketimpangan gender dalam suatu masyarakat, yang menunjukkan bahwa tidak ada kesetaraan di sana, maka pemberdayaan masyarakat akan sulit dicapai karena basisnya saja tidak terlaksana dengan baik. Menurut hemat penulis, ketika aspek kesetaraan saja tidak terealisasikan dengan baik, maka aspek-aspek lainnya pun kemungkinan besar tidak dapat terealisasikan dengan baik pula. Oleh karena itu, agar aspek-aspek lain dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya kesetaraan gender antara laki-laki dan perempuan. Sebab masyarakat merupakan sejumlah manusia yang berinteraksi dalam suatu hubungan sosial. 

Pemaparan di atas menunjukkan bahwa kesetaraan gender memiliki peran yang besar dalam upaya pemberdayaan masyarakat. Lantas, bagaimana kesetaraan gender tersebut dapat mendorong pemberdayaan masyarakat? Nah, Berikut pemaparannya!

Kesetaraan Gender Sebagai Basis Pemberdayaan Masyarakat

UNESCO memaparkan bahwa konsep kesetaraan gender (gender equality) merupakan konsep kesetaraan antara laki-laki dan perempuan yang dituturkan dalam Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (1948), setelah itu diperkuat dalam dua perjanjian internasional yakni Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan (CEDAW) tahun 1979 dan Deklarasi Platform Beijing untuk Perlindungan Perempuan tahun 1995. Konsep kesetaraan gender ini pada dasarnya mengacu pada penyetaraan penuh antara laki-laki dan perempuan dalam memperoleh hak-hak mereka, baik dalam bidang politik, sipil, ekonomi, maupun sosial dan budaya. Hal ini juga sejalan dengan teori Feminisme Liberal yang mengasumsikan bahwa tidak ada perbedaan mendasar antara laki-laki dan perempuan. Sehingga itu, perempuan seharusnya memiliki kesetaraan hak sebagaimana laki-laki. Tetapi, dalam beberapa hal, tetap ada perbedaan (distinction) antara laki-laki dan perempuan yang memang tidak bisa digantikan satu sama lain.  Namun demikian, diskriminasi berdasarkan gender pada nyatanya masih terjadi dalam seluruh bidang kehidupan manusia di dunia. Hanya saja, sifat dan tingkat diskriminasi di setiap negara atau daerah sangatlah bervariatif. Menariknya, meskipun diskriminasi masih mendominasi, fakta di lapangan saat ini menunjukkan ada sedikit kemajuan yang cukup pesat dalam kesetaraan gender. Menurut Teori Nurture, hakikat adanya perbedaan antara laki-laki dan perempuan dipicu oleh hasil struktur pemikiran sosial budaya yang kemudian melahirkan stigma bahwa tugas dan peran yang diemban oleh laki-laki berbeda dengan perempuan. Adapun perjuangan untuk terwujudnya kesetaraan, kebanyakan dipelopori oleh para kaum feminis yang dikenal dengan istilah perfect equality. Jika menilik pada fakta yang ada, teori ini ada benarnya juga karena salah satu hal yang dapat menghambat terwujudnya kesetaraan gender adalah adanya adat istiadat atau budaya masyarakat yang bias gender serta banyaknya stereotip yang berkembang di tengah masyarakat.

Di tengah dinamika zaman modern ini, pemberdayaan masyarakat melalui konsep kesetaraan gender menjadi sangat urgen dalam tujuannya untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan. Pertanyaannya, bagaimana kesetaraan gender memberdayakan masyarakat secara menyeluruh? Nah, simak poin-poin berikut!.

Pertama, kesetaraan gender dapat menghapus batasan-batasan tradisional yang umumnya membatasi potensi dan peran individu menurut jenis kelaminnya. Ketika kita tidak memandang jenis kelamin dan menghargai serta mengakui kontribusi setiap individu, maka masyarakat tentunya akan dapat memaksimalkan bakat, ide, potensi, dan keterampilan yang dimilikinya. Kedua, kesetaraan gender berpotensi membuka peluang akses yang sama serta mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Dengan memastikan bahwa perempuan diberikan peluang yang sama dalam mengakses pendidikan, pekerjaan dan sumber daya ekonomi, maka mereka dapat menjadi promotor ekonomi yang kuat. Ketika masyarakat dapat memanfaatkan SDM (sumber daya manusia) secara efektif dan merata, tentunya dicapai melalui kesetaraan gender, maka potensi ekonomi masyarakat dapat dimanfaatkan secara menyeluruh. Ketiga, pemberdayaan masyarakat melalui konsep kesetaraan gender juga menunjukkan bahwa kekerasan dan diskriminasi gender dapat diminimalisir. Jika bisa dihentikan, toh malah sangat baik. Dengan mengubah budaya dan norma yang ada, salah satunya dengan turut memperkuat sistem perlindungan yang efektif, serta memastikan bahwa setiap individu memiliki hak yang sama dalam masyarakat maka diharapkan masyarakat dapat menciptakan lingkungan yang aman dan sejahtera bagi setiap individu dengan tanpa membeda-bedakan status gender masing-masing. Keempat, kesetaraan gender dapat mendorong keterlibatan politik dan sosial yang seimbang antara laki-laki dan perempuan, terutama dalam pengambilan keputusan. Termasuk di dalamnya yaitu pemilihan umum dan kepemimpinan politik. Dengan partisipasi aktif dan merata dari semua anggota masyarakat dalam pembentukan kebijakan dan pelaksanaan program-program pembangunan, diharapkan nantinya masyarakat menjadi lebih berdaya lagi. Demikian ini karena konsep kesetaraan gender sejatinya memperjuangkan hak-hak Individu dengan tanpa memandang jenis kelamin. Selain itu, konsep ini juga tidak hanya berkaitan dengan pemberian hak yang sama antar individu, melainkan juga tentang bagaimana mewujudkan lingkungan yang nyaman dimana semua individu berkesempatan untuk mengembangkan diri dan turut berkontribusi dalam masyarakat secara maksimal dengan tanpa adanya ketimpangan gender di dalamnya.

Kemudian,  terkait dengan pemberdayaan masyarakat, ada sebuah teori yang dipaparkan oleh Jim Ife mengenai pemberdayaan. Di kutip dari laman Tirto.id, Jim Ife menjabarkan tentang pengertian pemberdayaan yaitu, "Pemberdayaan adalah memberikan sumber daya, kesempatan, pengetahuan, dan keterampilan kepada masyarakat untuk meningkatkan kemampuannya dalam menentukan masa depan serta berpartisipasi pada upaya mempengaruhi kehidupan dari kelompoknya." Menurutnya, konsep pemberdayaan berkaitan dengan dua hal yakni  power (kekuatan) dan disadvantaged (ketimpangan). Teori ini sejalan dengan konsep gender equality yang tujuan utamanya adalah mencapai kesetaraan antara laki-laki dan perempuan dalam pemenuhan hak dan kewajibannya. Sehingga, dengan terwujudnya kesetaraan gender, diharap mampu mendorong pemberdayaan masyarakat untuk mencapai tujuannya. Teori lain yang berkenaan dengan pemberdayaan adalah teori ACTORS (Authority, Confidence and Competence, Trust, Opportunities, Responsibilities, dan Support). Teori ini sering kali digunakan dalam pemberdayaan masyarakat sebab memandang bahwa masyarakat merupakan subjek pemberdayaan yang dapat membuat perubahan sebagaimana agent of change ketika ia mendapatkan kebebasan untuk mengutarakan ide, pemikiran, ataupun keputusannya dan ia dapat bertanggung jawab atas hal tersebut. Teori ini dikemukakan oleh Steve Macaulay dan Sarah Cook dalam Perfect Empowerment (1996). Selain itu, catatan lainnya adalah bahwa masyarakat tidak berada di bawah kendali siapapun. Sehingga, apapun yang dilakukan oleh mereka nantinya memang atas dorongan keinginan dari diri sendiri dengan tanpa adanya intervensi dari pihak manapun. Sebagai basis dari pemberdayaan masyarakat, besar harapannya konsep kesetaraan gender mampu membangun masyarakat yang berdaya dalam segala bidang kehidupannya. Selain itu, semoga kedepannya kasus diskriminasi gender semakin menyurut dan dapat membentuk lingkungan masyarakat yang ramah gender. 

Benang merah yang dapat ditarik adalah bahwasanya pemberdayaan masyarakat melalui konsep kesetaraan gender ternyata bukan hanya terkait dengan memenuhi hak-hak perempuan saja, melainkan juga tentang membangun dan mewujudkan masyarakat yang lebih baik, adil, sejahtera, dan berkelanjutan bagi setiap individu. Selain itu, yang perlu diingat juga adalah bahwa kesetaraan gender bukanlah tujuan akhir, melainkan sebagai fondasi pemberdayaan masyarakat untuk mencapai kemajuan yang berkelanjutan. Dengan tidak memandang status gender individu, menciptakan dunia yang lebih baik bukanlah hal yang mustahil.

So, stop gender inequality to lead a better life :)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun