Mohon tunggu...
Khoirun  Niam
Khoirun Niam Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Seorang Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Sawah, Tempat yang Dipenuhi Keringat Pekerja Keras

11 Januari 2016   15:22 Diperbarui: 11 Januari 2016   16:03 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Sukabumi_sawah.JPG

 

Sawah adalah tempat petani untuk bercocok tanam. Sawah yang selalu dengan diidentikan dengan padi, padahal tak jarang ada sawah yang ditanami kacang hijau, tebu atau terkadang jagung. Sawah adalah tempat yang cocok untuk merasakan segarnya angin yang berhembus karena tidak ada gedung-gedung pencakar langit yang menghalangi laju angin.

Di tempat inilah mereka (para petani) bekerja keras untuk dapat menghasilkan hasil panen yang memuaskan serta melimpa. Tetesan atau bahkan kucuran keringat ibarat mata air yang akan terus menerus keluar karena usaha keras yang dilakukan para petani. Mulai dari menyebar bibit-bibit hingga menjaga tanaman mereka dari para penganggu-pengganggu tanaman atau yang lasimnya disebut hama. Mulai dari tikus, wereng, hinggu burung-burung akan selalu mengancam tanaman-tanaman petani. Bahkan keadaan alam juga mempunyai andil berhasil tidaknya panen para petani.

Sawah yang selalu identik dengan padi. Kenapa hal demikian terjadi? Tentunya karena makanan pokok rakyat Indonesia yang berupa nasi dan diketahui pula nasi berasal dari beras dan beras berasal dari padi. Padi adalah tanaman yang unik. Siapa yang tidak tahu peribahasa “seperti ilmu padi, makin tua makin merunduk.” Jadi tanaman padi memiliki keunikan sifatnya jika akan memasuki masa panen, tanaman padi akan seperti merunduk dikarenakan buah padi sudah terisi dengan beras.

Tetapi, banyak yang tidak tahu bahwa menanam padi memerluhkan usaha yang keras agar padi itu sampai di rumah-rumah kita sebagai beras. Mulai dari menyebar bibit-bibit padi yang dilakukan dalam suatu area lahan persemaian. Setelah bibit-bibit tersebut tumbuh, lalu selanjutnya bibit-bibit tersebut ditanami keseluruh area sawah, jika di daerah jawa biasanya di sebut nandur, karena para ibu-ibu petani akan menanami bibit padi yang telah tumbuh secara urut kebelakang. Setelah itu ada pembersihan sawah dari gulma dan dilanjutkan dengan pemberian pupuk. Dan diteruskan dengan pengendalian hama biasanya melalui penyemprotan pestisida. Dan yang terakhir yaitu masa panen.

Adapun, hal yang paling menyenangkan bagi petani adalah ketika buah padi sudah mulai menguning. Dengan segala upaya mereka lakukan untuk menjaga padi-padi mereka dari gangguan burung. Misalnya saja dengan memberikan orang-orangan sawah, koncrengan yang ada talinya dan akan ditarik sehingga mengeluarkan suara saat ada burung di dekat koncrengan tersebut. Koncrengan terbuat dari kaleng bekas yang di dalamnya biasanya diisi dengan kelereng atau batu yang diikatkan ke bambu yang berukuran tipis dan bambu tersebut diberi tali panjang menuju gubuk akan jika ada burung bisa mengeluarkan bunyi. Biasa koncrengan akan di letakan di beberapa penjuru sawah untuk menakut-nakut burung. Hingga ketapel yang memiliki bentuk unik yang terbuat dari bambu yang akan digunakan untuk melontarkan tanah sawah yang telah dibentuk bulat untuk mengusir burung dari areal persawahan. Tak jarang banyak suara petani yang terdengar begitu keras untuk menakut-nakuti burung agar tidak memakan padi mereka.

Dulu waktu kecil aku juga ikut ibuku ke sawah untuk menunggui tanaman padi kami. Terkadang jika ke sawah kami membawa makanan dan minuman yang akan kami nikmati di gubuk sambil mengusir burung-burung yang berniat memakan padi. Aku sangat menyukai hal itu, karena rasanya seru bisa mengusir burung-burung dengan koncrengan. Terkadang juga aku menggunakan ketapel untuk menembaki burung-burung yang tetap membandel.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun