Mohon tunggu...
khoirunisa Wulan Sari
khoirunisa Wulan Sari Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

ketika kamu memiliki kekuatan impian, maka kamu memiliki kekuatan untuk mewujudkannya

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Cerita Ibu Rumah Tangga Mengisi Waktu Luang dari Bawang Menjadi Uang

9 Maret 2022   23:52 Diperbarui: 10 Maret 2022   01:56 1260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kegiatan ibu-ibu rumah tangga di Desa Tanah Tinggi, Kecamatan Tangerang, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten saat mengisi waktu luang di rumah. (Dokpri)

Pada umumnya perempuan yang sudah menikah dan sudah memiliki anak tidak lagi bekerja di luar rumah untuk menghasilkan uang, mereka hanya fokus untuk mendidik anak-anaknya, memasak dan melakukan aktifitas rumah lainnya. Dan tidak jarang pasangan mereka juga melarang untuk bekerja di luar rumah.

Tetapi, bagi sebagian besar ibu rumah tangga di daerah Tanah Tinggi, Kecamatan Tangerang, Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang untuk menghasilkan uang tidak harus dari luar rumah, mereka bisa mengisi waktu di sela kegiatannya di rumah untuk mencari uang dengan mengupas bawang.

Seperti yang dilakukan oleh Ratna (30) ibu rumah tangga yang melakukan aktifitas di rumah untuk membantu perekonomian keluarganya. Dikarenakan suaminya tidak mengizinkannya untuk bekerja diluar rumah, akhirnya Ratna memutuskan untuk mengupas bawang sambil mengisi waktu luang dan mengurus anaknya.

Berawal dari mengisi waktu luang di rumah, hingga menjadi penghasilan pribadi yang bisa sedikit membantu keuangan rumah tangga dan bisa menghemat biaya untuk kebutuhan lainnya. Ratna mengaku senang bisa membantu suaminya untuk mencari penghasilan walaupun tidak besar.

"Awalnya memang cuma iseng buat ngisi waktu luang, karena pekerjaan rumah sudah beres, anak juga bisa di tinggal buat kegiatan yang lain, dari pada cuma rebahan jadi ngupas bawang, itung-itung bantu suami. Penghasilan dari ngupas bawang juga lumayan, seminggu bisa dapet Rp 105 ribu, tiap 1kg dapat seribu rupiah. Lumayan uang nya bisa buat jajan anak sama bantu kebutuhan rumah yang lain," ujar Ratna.

Bawang yang di kupas oleh ibu-ibu rumah tangga diperoleh dari gudang bawang yang berada tidak jauh dari pemukiman warga. Ketika bawang sudah masuk ke gudang dari produsen para ibu-ibu sudah menunggu di rumah untuk dikirim bawang. Ketika sudah selesai di kupas, bawang akan di ambil kembali dan di timbang di gudang.

"Biasanya tiap hari ada ajah bawang yang di anter, sehari bisa 15kg buat satu orang kalo pasokan bawang lagi banyak di gudang, tapi kalo sedikit paling sehari cuma 10kg. Kalo lagi banyak waktu santainya paling cepet 24 jam selesai ngupas bawang. Tapi kalo dari bos udah di buru-buru paling cuma sampe sore udah di angkut lagi ke gudang walaupun belum selesai di kupasnya, sisanya di ambil besok. Kalo sampe gudang ternyata timbangannya kurang banyak, paling cuma ditanya kemana sisanya? Kita bilang aja banyak yang busuk bawangnya, karena ga setiap di anter bawang nya itu bagus, jadi kita harus milihin juga. Ada juga yang motong bagian bawah bawangnya itu terlalu besar," ujar Ratna.

Dalam mengupas bawang Ratna tidak pernah mendapat komplain dari suami dan warga sekitar karena sampah atau bau bawang yang menyengat sehingga mengganggu penciuman.

"Alhamdulillah suami ga pernah marah asal bisa bagi waktu sama kegiatan rumah, udah ada makanan di meja kalo dia pulang, anak juga ke urus. Tetangga juga ga pernah ngomong ini itu karena bau atau sampah, karena kebanyakan ibu-ibu di sini juga ngupas bawang. Kalo lagi ngupas bawang, kulit nya langsung di taruh di karung biar ga terbang kena angin," ujar Ratna.

Ada cara khusus untuk mengupas bawang supaya mudah dan tidak lengket di tangan, juga dapat menghemat waktu proses pengupasan kulit bawang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun