Sampai saat ini Indonesia masih di selimuti rapat oleh covid--19, bersama dengan beban itu membuat dunia pendidikan terseret ke dalamnya sehingga tetap dianjurkan untuk menjalankan sekolah dan perkuliahan secara online. Kebijakan ini telah diterapkan sejak 2020 lalu, namun di tahun ini kebijakan tersebut masih di jalankan demi menghindari peningkatan angka kasus covid-19. Namun kebijakan yang di anggap positif ini, masih mendatangkan beberapa kesulitan bagi siswa yang tinggal di daerah terpencil sehingga sukar mendapatkan signal yang bagus. Banyak keluhan yang datang baik itu dari siswa ataupun mahasiswa tentang pembelajaran secara online. Lingkungan yang jauh dari tower, membuat para siswa itu harus menempuh jarak sekitar  lebih dari 7km -- 10km demi meraih signal yang benar -- benar bagus sehingga tidak akan terkendala saat melakukan pembelajaran online. Sejauh ini, penulis telah mengumpulkan beberapa keluhan mengenai kendala pembelajaran online, sehingga memberikan kesulitan yang berlebih kepada mahasiswa.
Senin 10/05/21, seorang mahasiwa bahasa ingris bernama Irma menyampaikan keluhannya mengenai perkuliahan online yang diadakan secara mendadak. Menurut keterangannya, selama diadakannya perkuliahan online, dia selalu kembali ke kosnya untuk mendapatkan signal yang mumpuni sehingga kuliahnya dapat berjalan dengan lancar. Berdasarkan pengakuannya, Irma tidak memiliki keluarga atau kerabat yang tinggal di daerah dekat tower tempat biasa dia hunting signal. Irma mengatakan bahwa, "sebenarnya tidak apa -- apa jika kuliah online itu dikabarin dulu sebelumnya jam kuliahnya, bukan seperti tadi pagi. Tiba -- tiba dosen saya bilang ngezoom jam 10, eh tapi linknya itu baru di kirim jam 10.04." Dari yang disampaikan oleh Irma, tampaknya tenaga pendidik tidak memberi perhatian dan waktu kepada siswa untuk mendekap tempat yang aman signal terlebih dahulu. Â "Untuk orang yang tinggal jauh di tempat yang samar dari signal seperti ini kan kasihan jadi kewalahan sendiri." Tambahnya.
Di hari yang sama, seorang mahasiswa bahasa Inggris di Kerinci juga menyampaikan bahwa signal adalah kendala utama yang mempengaruhi lancar atau tidaknya nanti ketika mengikuti perkuliahan online. Rati menyebutkan bahwa, daerahnya juga langka akan signal dan dia sering hunting signal ke kontrakannya yang dekat dengan lokasi kampus. Beberapa hari lagi adalah lebaran idul fitri, namun para dosen masih dengan giat membebani siswanya dengan tumpukan tugas yang rumit. "padahal hari lebaran sebentar lagi, tapi dosen masih aja ngasih tugas" ujarnya sambil menghela nafas berat. Berdasarkan keterangan dari Rati, hal ini menandakan bahwa dosen belum memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk bersiap menyambut hari lebaran. Menilik bahwa bulan ini masih belum bulannya untuk ujian, maka seharusnya dosen sedikit memberi kelonggaran masa bagi mahasiswa untuk beristirahat dari tugas.
Mengingat bahwa persebaran kemakmuran Negara belum merata, yang artinya masih banyak tempat di Indonesia belum di fasilitasi dengan tower ataupun listrik PLN. Hal itu harusnya menjadi pertimbangan bagi para dosen untuk tidak terlalu membebani siswa dengan urusan perkuliahan yang mendesak. Namun, tidak selamanya menyalahkan dosen adalah hal yang benar, karena bisa jadi alasan para dosen melakukan itu karena kebijakan kampus atau atasan. Terkadang kebijakan kampus mengharuskan perkuliahan dapat selesai dengan cepat ketika mendekati liburan. Meski mengetahui hal tersebut, namun siswa berharap ada kelonggaran dari dosen agar tidak terlalu menyulitkan siswa dengan tumpukan tugas yang di berikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H