Mohon tunggu...
Khoiru Nisa
Khoiru Nisa Mohon Tunggu... Lainnya - Berbagi dalam berkarya inovatif serta edukatif

Menulis jadikanlah sebuah hobi, agar memberikan suatu karya yang inovatif dan edukatif yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peluang Bisnis Bimbingan Belajar Hitung Di Era Disrupsi

13 Desember 2021   22:23 Diperbarui: 13 Desember 2021   22:28 559
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kendal--- Rumah belajar Alfarizi mengalami peningkatan pendaftaran murid baru di masa pandemi. Tempat bimbingan belajar program membaca dan berhitung yang terletak di jalan lingkar Selatan pasar Pegandon RT 02 RW 01 desa penanggulan kec. Pegandon kab. Kendal ini terlihat ramai setiap harinya tak pernah sepi murid.

Di era disrupsi ini, matematika memiliki banyak tantangan seperti siswa yang biasanya melakukan kegiatan belajar dari sekolah, sekarang harus dilakukan dari rumah. Hal tersebut menjadi tantangan siswa apabila ia kesulitan dalam penguasaan materi matematika atau belum bisa berhitung untuk kalangan anak SD. Dan menjadi tantangan orang tua yang sibuk dengan pekerjaannya yang membuatnya tidak bisa membimbing anaknya belajar. Maka hal ini menjadi peluang besar bagi Eka Wahyuningsih selaku pemilik bimbel rumah belajar Alfarizi.

Jenis-jenis program belajar hitung yang terdapat di rumah belajar Alfarizi antara lain PRISMA Kalkulator Tangan, ASE (Ala Sekolah), dan MatHe (Matematika Hebat). Eka Wahyuningsih (34), selaku pemilik rumah belajar Alfarizi mengatakan, program belajar hitung banyak diminati murid dan mengalami peningkatan jumlah murid pada saat ini. "Banyak murid yang tertarik dan mengikuti jenis program belajar hitung seperti PRISMA Kalkulator Tangan, ASE, MatHe. Bahkan 3 jenis program belajar hitung sekaligus diikutinya" Ujar Eka. (13/12)

Saga, salah satu murid di rumah belajar Alfarizi yang mengikuti ketiga jenis program belajar hitung sekaligus merasa menuaikan hasil dari belajar bimbelnya. Ia dapat berhitung cepat dengan menggunakan jari tanpa bantuan kalkulator. "saya senang belajar hitung di rumah belajar Alfarizi. Sejak ikut bimbel disini, saya bisa berhitung dengan cepat tanpa menggunakan kalkulator juga hafal perkalian dan pembagian" kata Saga.

Setiap program belajar hitung tersebut memiliki teknik dan cara tersendiri dalam penyampaian materinya. Untuk jenis program belajar Prisma kalkulator tangan yaitu teknik belajar berhitung cepat dengan menggunakan jari tanpa alat bantu atau harus oret-oret yang mencakup materi penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, dan bilangan akar. Dan untuk modul pembelajarannya mulai dari level 1 sampai dengan level 10.

Sedangkan Ala sekolah (ASE) teknik belajar hitung seperti yang diterapkan di sekolah. Yang mencakup materi penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Untuk modul ASE mulai dari level 1 sampai dengan level 16. Adapun MatHe ( Matematika Hebat) itu sendiri merupakan program belajar yang mencakup materi matematika SD dari kelas 1 sampai kelas 6. Materinya meliputi mengurutkan bilangan, bangun ruang, bilamgan pecahan, dan lain-lain.

"Program belajar hitung di rumah belajar Alfarizi tak akan sepi murid meskipun kegiatan belajar sudah mulai offline dilakukan di sekolah. Jam operasional belajar di sini kami perpanjang mulai dari pukul 08.00 pagi sampai dengan pukul 17.00 sore" kata eka. Ia menambahkan, bisnis bimbingan belajarnya bukan hanya menjadi peluang di masa pandemi saja, melainkan selalu diminati anak sekolah dan orang tua untuk kedepannya dan dalam jangka waktu panjang.

"Saya membuka bisnis bimbel ini tak hanya di masa pandemi saja, namun untuk jangka panjangnya. Selain itu membuka bisnis bimbel tak akan rugi. Orang tua yang ingin anaknya pintar tak akan ragu untuk mendaftarkan anaknya mengikuti bimbel. Dan lagi, saya membuka lapangan pekerjaan bagi teman dan saudara untuk menjadi guru bantu dalam bimbel ini. Guru bantu disini tidak harus berpendidikan sarjana, ada juga ibu rumah tangga dan ada yang masih menjadi mahasiswa" terangnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun