Mohon tunggu...
Akhmad Khoyrun Najakh
Akhmad Khoyrun Najakh Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Lulusan FE Unsoed | Purwokerto - Pekalongan | twitter : @khoirunaja

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kampanye Sepi Potensi Golput Tinggi

23 Maret 2014   00:39 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:37 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kampanye terbuka telah dimulai sejak tanggal 16 Maret 2014 yang lalu. Hiruk pikuk kendaraan bermotor nan bising mengisi berbagai sudut kota dengan kemeriahan dan disertai bendera dan umbul-umbu partai. Seakan-akan kampanye ini menjadi pesta dan hiburan tersendiri bagi masyarakat, mengingat momentum seperti ini hanya akan terjadi sekali dalam lima tahun secara serentak di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Akan tetapi, ada yang berbeda di beberapa wilayah yang saya singgahi akhir-akhir ini. Kebetulan saya sedang berpergian ke wilayah cilacap untuk melakukan sebuah survei perekonomian. Terlihat ramai memang, di wilayah sekitar alun-alun kota cilacap dan di beberapa titik yang diadakannya kampanye terbuka. Akan tetapi, berbanding terbalik dengan wilayah timur dan selatan cilacap yang terlihat sangat sepi. Hanya beberapa bendera partai dan spanduk caleg saja yang terpasang. Begitu saya menanyakan kepada salah satu warga desa di sana tentang pemilihan legislatif yang akan dilaksanakan pada 9 April 2014 nanti. Tanggapannya hanya datar-datar saja, bahkan tidak sedikit yang berencana untuk tidak menggunakan hak pilihnya. Warga desa yang saya tanyakan tersebut beralasan bahwa ada atau tidaknya pemilu tidak akan terpengaruh dengan kehidupan sehari-harinya di pedesaan.

Hal ini terjadi pula di daerah pesisir utara, Kota Pekalongan. Kebetulan saya asli Pekalongan dan memang saya sekarang sedang menyempatkan diri untuk berkunjung ke rumah kedua orangtua saya. Di sudut kota batik ini, saya hanya melihat beberapa bendera dan beberapa spanduk caleg saja yang terpasang. Entah apakah hanya di jalan yang saya lewati saja yang memang hanya terdapat sedikit spanduk yang terpasang.  Kemudian saya menyusuri jalan hingga menuju Kabupaten Pekalongan. Ada bentuk kecurangan yang memang sudah lazim terjadi. Ketika saya bertemu dengan tetangga dan menanyakan perihal pemilihan legislatif, jawabannya sangat singkat dan jelas. Tetangga saya tersebut akan memilih caleg yang memberi 'uang' kepadanya. Sepertinya memang calon wakil rakyat saat ini harus ikut berperan merubah kondisi bangsa ini. Paling tidak, jangan menggunakan lagi uang untuk membeli suara para konstituen-nya.

Di samping itu, masih banyak pula warga masyarakat yang acuh tak acuh dengan pesta demokrasi lima tahunan ini. Karena memang, wakil rakyat tersebut tidak berdampak pada kehidupan sehari-hari warga dan jarang pula warga yang disapa oleh wakil rakyatnya tersebut.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun