Mentari pagi mengintip manja di balik gunung yang gagah menjulang tinggi. Awan turut hiasi indahnya. Pun langit biru menyapa ramah.
Petani pergi mengais rezeki yang tersembunyi di bawah rimbunan padi, yang hijau membentang. Demi sesuap nasi.
Sapa ramah kawan sekitar temani langkah yang penuh semangat. Membawa harap yang membentang luas didepan sana.
Kicauan burung-burung menambah meriahnya suasana pagi yang cerah. Berarak awan  hiasi langit yang membiru.
Menghujamkan pandang mata jauh ke tiap petak sawah. Menyapa ramah sang pemiliknya.Â
Harap yang takkan pernah usai. Hingga senja datang dan pagi kembali menjelang. Ikhlaskan rutinitas yang sama. Tiap hari
Tak ada kata bosan untuk pergi, demi sesuap nasi. Dan harap tinggi yang menanti di rumah, demi dapur yang tetap mengepul, serta uang saku anak-anak yang merengek minta jajan. Juga rengekan si kecil yang kehabisan susu.
Semangat nya terus menyala. Menyapa pagi yang indah bersama mentari yang temani. Ia kembali pergi dan pergi lagi. Demi pulang kembali.
Bercanda bersua, dan bercengkrama dalam balutan canda tawa keluarga tercinta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H