Mohon tunggu...
khoirum firdausi
khoirum firdausi Mohon Tunggu... -

hanya pemikiran random saya, saya yang setiap hari berdoa agar tulisan saya bermanfaat bagi bangsa

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Saya Alumni Full Day School, dan Saya Bahagia

10 Agustus 2016   14:55 Diperbarui: 10 Agustus 2016   15:09 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

gelombang penolakan akan wacana menteri pendiikan baru mengenai rencana penerapan full day school terus berlanjut. namun benarkah FDS (Full day School) seperti yang banyak orang bilang? membuat stress anak, membuat waktu anak bersosial berkurang, mengurangi waktu berkumpul dengan keluarga, mengurangi kreatifitas anak? 

benarkah stress anak akan timbul akibat full day school? saya rasa tidak. bukan full day school yang akan mengakibatkan stress anak, namun paradigma orang tua jaman sekarang lah yang justru akan mengakibatkan stress pada anak muncul. bagaimana tidak, disadari atau tanpa disadari setiap orang tua pasti menganggap anak dengan bakat matematis atau bidang akademis lain adalah anak pintar, namun akan memandang sebelah mata anak yang memiliki bakat menggambar, memasak atau bermain musik. orang tua sekarang menganggap profesi yang paling baik adalah dokter, dan menuntut sang anak untuk menjadi dokter demi gengsi semata dan menganggap profesi lain enteng. jika saat anak mendapat nilai kurang baik, orang tua akan marah, bahkan menuntut anak memiliki nilai sempurna untuk nilai akademis bahkan demi tujuan tersebut banyak orang tua mendaftarkan anak ikut pelajaran tambahan. hal ini juga sering terjadi pula pada guru di sekolah yang lebih mengedepankan pendidikan formal daripada pendidikan karakter. jika paradigma dan dan sikap seperti ini terus berlanjut apabila diterapkan FDS maka stress anak akan benar muncul. 

jika benar FDS diterapkan saya rasa bapak menteri juga tidak semerta merta hanya memanjangkan jam pembelajaran sehingga anak kurang istirahat maupun kegiatan bersosial. jika benar akan diterapkan saya rasa akan lebih baik jika ini disebut belajar dan bermain bersama yang dikemas dalam nama FDS. dan hal ini akan jauh lebih bersosial dan meningkatkan kreativitas anak yang bernuansa positif dibanding dengan non FDS. orang tua tanpa khawatir dimana dan bagaiaman anak nya, dan sudah tentu anak melakukan kegiatan yang positif dan dibawah pengawasan ahlinya. jauh lebih positif dibanding dengan fenomena viral yang sering dijumpai disosial media kahir-akhir ini, remaja berkeliaran dipinggir jalan berduaan dengan lawan jenisnya yang tertangkap kamera. jika melihat fenomena seperti hal tersebut saya rasa orang tua akan setuju dengan keputusan bapak menteri. 

beberapa hal yang saya ungkapkan bukan tanpa alasan. saya merupakan alumni sekolah yang udah mnerapkan FDS. ya, sudah banyak diketahui khalayak umum, boarding School atau sekolah berbasais pesantren sudah menerapkan FDS dari dahulu. disinilah justru ladang kami belajar bersosial, bagaimana menyikapi berbagai sifat teman, bagaimaan bertanggung jawab terhadap diri kami dan bersimpati terhadap orang lain. kreatifitas juga pasti kami dapatkan dengan banyaknya bergaul dengan teman-teman lain. semakin hari justru semakin saya merasa beruntung saya sempat merasakan sekolah dengan sistem FDS, apalagi setelah melihat pergaulan remaja dijaman sekarang. saya justru merasa sekolah adalah kawah candra dimuka diamana potensi kami digodok sehingga siap untuk menerima tantangan global. saya berharap semakin banyak orang tua yang menyadari baik buruknya pergaulan remaja dijaman sekarang, yang bisa membunuh potensi remaja yang merupakan penentu nasib bangsa dimasa depan. 

salam dari alumni Full Day School

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun