Mohon tunggu...
Khoirul Taqwim
Khoirul Taqwim Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pascasarjana UIN Raden Mas Said Surakarta

Peneliti Tentang Kemasyarakatan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bidadari Bukan Milik Hati

22 Maret 2024   06:10 Diperbarui: 22 Maret 2024   07:36 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Kenapa engkau harus cantik?
Hingga membuat hatiku tergelitik
Saat melihat parasmu yang begitu menarik
Masuk di setiap jantung yang menggelitik
Apakah kau Bidadari langit yang menggoda di setiap detik?
Ataukah kau hanya wajah Bidadari yang menggoda di setiap nafasku sampai tak bergutik?
Hingga aku terbuai dalam hayalan yang menarik
Karena wajahmu membuat hatiku mati tak bergutik

Oooo...apakah kau Bidadari?
Turun dari langit ke kaki bumi
Ataukah kau hanya sebuah wajah mimpi?
Mimpi Bidadari turun dari kayangan tuk isyaratkan sebuah hati
Bahwa hati tak harus memiliki
Karena aku hanya memandang mu di setiap cermin hati
Hati yang terasa beku dan mati
Melihat engkau bukan menjadi takdir sebuah arti
Karena kini engkau bersanding dengan dia yang menyakiti
Menyakiti aku tanpa menyentuh sebuah raga ini
Karena aku terasa mati
Mati hati yang sedang putus asa tanpa ada kata kehidupan lagi
Sebab kehidupan sudah mati
Bersama kecantikan yang tak tahu diri
Hingga masuk di setiap detak celah hati yang tersakiti
Sampai aku hidup terasa beku dan mati

Oooo... Bidadari bukan milik hati
Kau telah memilih sebuah arti
Arti hati yang berbeda dari nafas dan imaji
Karena imaji yang ku bangun dari celah langit diri
Tentangmu yang sudah tak ada punya arti
Arti tentang cinta dari sebuah mimpi

Ooo.... Bidadari bukan milik Hati
Dia sudah memilih jalan sendiri
Jalan yang penuh dengan batu dan duri
Hingga hatiku sudah tak berharap lagi
Karena kau sudah menjadi Bidadari
Bidadari yang sudah membisu dan tuli
Sebab kau sudah tidak menjadi takdir diri
Takdir diri antara hati dan jiwa sebuah arti mimpi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun