Mohon tunggu...
Khoirul Taqwim
Khoirul Taqwim Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pascasarjana UIN Raden Mas Said Surakarta

Peneliti Tentang Kemasyarakatan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Batas Hidup

19 Desember 2023   19:14 Diperbarui: 19 Desember 2023   19:32 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Tak ada hidup yang abadi
Hidup hanya sementara waktu
Nanti kembali kepadaNya
Kembali jasad menuju tanah-tanah yang basah
Jiwa kembali kepada langit
Karena hidup punya batasan waktu
Hidup punya batasan tempat
Hidup hanya nafas-nafas kepalsuan
Menghinggapi jiwa ini yang kaku

Batas hidup
Batas antara nafas dengan kematian
Berjarak di leher dan tenggorokan
Tinggal satu ayunan pedang
Menebas leher
Hidup sudah tak beraji lagi
Namun hidup terkadang membuat hati yang bisu
Menjadi mati dalam air mata yang kaku

Batas hidup
Mewarna di sepanjang nafas ini bergerak
Tak ada hidup yang abadi
Namun hidup itu awal dari kematian
Karena hidup sesungguhnya
Setelah mati itu sendiri

Jika batas hidup
Sudah menebas leher
Maka kematian sudah menghinggap
Menuju pemakaman yang terhampar

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun