Berpuluh-puluh kesah
Menikam jantung dan jiwa
Jika darah ini engkau minta sekalipun
Kan kuserahkan sebagai keyakinanku tentangmu
Kan ku jaga engkau sampai di ujung rambut sampai ujung kaki
Hingga akhir masaku
Kan di panggil Tuhan
Bersama kematian di ujung pedang
Menerjang leherku
Saat menjaga kehormatanmu
Duhai darahku yang mulai beku
Ku genggam segenap kematian
Tuk berjuang menempatkan cinta di balik pedang
Ku ayunkan pedangku menerjang di segala arah
Air mata kematian sudah tak bergeming
Bila aku sudah jatuh hati kepadamu
Jangankan hanya tubuh dan nyawa
Kalau perlu sungai darah akan ku alirkan menebas segala kota dan hutan
Tuk menjadi aliran darah dan air mata yang tak bertuan
Maafkan atas nama cinta yang luka
Kan ku terjang segala penghalang
Kan kuruntuhkan sekat-sekat kepalsuan
Sampai cinta tak ada penghalang
Cintaku kepadaMu
Duhai Sang Maha pencipta segala
Maafkan
Jika puisi ku menjadi darah
Membanjiri di segala persimpangan jalan
Hingga air dan tanah sudah tak berwajah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!