Mohon tunggu...
Khoirul Taqwim
Khoirul Taqwim Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pascasarjana UIN Raden Mas Said Surakarta

Peneliti Tentang Kemasyarakatan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pedang Jalan Terakhir

27 November 2023   11:31 Diperbarui: 27 November 2023   11:34 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kala langit masih berwarna hitam
Kala sang surya sudah mulai tenggelam
Diskusi tak ada ujung temunya
Karena yang ada hanya emosi dan dendam kesumat
Maka pedang jalan terakhir
Menyelesaikan permasalahan yang penuh dengan api

Jika pedang sudah bicara
Nafsu Iblis sudah keluar di ubun-ubun dendam
Maka leher sudah siap ditebas
Antara kematian dan kehidupan
Sudah tak ada jarak
Karena kematian dan kehidupan
Sudah sama saja
Sama-sama menjadi abu dan penuh dengan kedengkian

Pedang jalan terakhir
Jalan kehormatan seorang pejuang
Maupun jalan menuju neraka yang berwarna merah
Menghujam disegala tubuh-tubuh pesakitan
Karena genderang perang telah tiba
Pedang menjadi jalan terakhir
Saat diskusi menuju jalan buntu telah tiba

Jika pedang sudah bicara
Jika pedang sudah menjadi jalan terakhir
Darah dan air mata luka
Mengitari di segala penjuru api yang berkobar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun