Kursi kuasa menjad air mata
Tak mengenal kawan atau lawan
Namun kawan sejati adalah: kursi kuasa itu sendiri
Menjegal maupun main belakang
Semua dilegalkan atas nama kursi kuasa
Tak peduli seberapa air mata yang harus terkuras
Bahkan darah sekalipun
Kursi kuasa terus belumuran air mata yang penuh luka
Sejak zaman dahulu kalaAir mata kursi kuasa
Menjadi rebutan ribuan kepala
Hawa nafsu dan angkara kuasa
Bila sudah menguasai di otak dan nalar
Maka deru perang terus di tabuh
Tuk meraih kuasa yang menjadi mimpi-mimpi atas nama jabatan
Air mata kursi kuasa
Menjelma menjadi sosok yang indah
Namun dibalik keindahan jutaan darah dan air mata tumpah
Menuju kursi kuasa yang penuh hitam dan berduri
Jika air mata kursi kuasa
Sudah melumpuhkan nalar dan jiwa
Maka yang ada hanya air mata
Memenuhi ruang duka yang penuh dengan luka membara
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H