Kala terik matahari
Masih menyinari semesta alam
Menghangatkan semesta rindu
Kerinduanku pada hujan yang belum menampakkan wajahnya
Kala itu di siang hari
Engkau pulang mengajar
Ku lihat dari kejauhan engkau berjalan kaki sendirian
Lalu ku hampiri engkau
Ku temani sembari ku menanyakan kabarmu?
Kabarmu yang masih kuat
Kuat dalam pengabdianmu di tengah-tengah kehidupan masyarakat
Aku bahagia bisa menemanimu
Itulah awal aku bisa mendekatimu
Bicara dari hati ke hati
Tentang kehidupan yang penuh dengan bunga dan duri
Kehidupan
Seperti hitam dan putih
Warna selalu berganti
Walaupun hakikatnya sama saja
Bahwa sama kita sedang menjalani kehidupan yang penuh dengan nafas ini bergerak
Menemani pulang dari Mengajar
Sebuah rasa yang kian melekat di hati dan jiwa
Karena ini akan menjadi cerita kita
Bahwa kita pernah bertemu dan saling menyapa
Hingga engkau ku hantarkan menuju tempat persinggahanmu sementara
Karena aku dan kamu sedang di medan juang
Meraih mimpi sebagai mahasiswa yang sedang mengabdi di kehidupan masyarakat secara nyata
Matahari pulang di kala senja
Rembulan menyambut malam di kala gelap gulita
Jika hati sudah terpaut di raga
Maka itulah! Tanda kita akan mengenang selamanya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H