Mohon tunggu...
Khoirul Taqwim
Khoirul Taqwim Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pascasarjana UIN Raden Mas Said Surakarta

Peneliti Tentang Kemasyarakatan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Engkau Minta Puisi dari Goresan Jiwa

25 Juli 2023   07:00 Diperbarui: 25 Juli 2023   07:03 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Berdebar hatiku
Saat engkau memintaku
Tuk menulis sebuah gubahan puisi
Kala itu hatiku terasa tak percaya
Engkau yang kuharapkan dalam hati yang diam
Engkau memintaku
Tuk mengukir kata lewat puisi jiwa
Ku raba di setiap kata dan aksara
Karena aku tahu ini tidak sekedar puisi biasa
Namun ini puisi perasaan jiwa yang terukir di lembaran kertas yang penuh makna
Makna bahwa aku tak akan mampu menyentuh hatimu
Selaksa aku berharap tanah-tanah menyentuh rembulan di angkasa
Maka itu terasa mustahil bagiku

Aku juga tahu
Puisi yang ingin kau minta
Sebuah puisi perasaan jiwa
Engkau juga tahu puisi yang aku tulis
Sebuah harapan yang tak mungkin menyatu
Antara hati Bidadari surga dengan aku yang hanya sebatas petualang kata dan aksara

Sebelum aku menulis puisi yang kau minta
Puisi yang kutulis tentang keindahan mengagumimu
Namun puisi itu sebenarnya
Perasaan jiwaku yang luka
Karena aku tahu hati dan jiwaku tak mungkin menyatu denganmu
Seperti matahari dan rembulan
Tak mungkin dalam waktu yang sama
Menyatu dalam satu waktu

Engkau minta puisi dari goresan jiwa
Tentang jiwaku yang ingin menyatu denganmu
Namun aku sadar diri sebelum melangkah jauh
Bukan aku takut menyeberangi segala luka
Bukan aku takut menyeberangi segala api
Namun yang aku takutkan
Engkau terluka dan jatuh air mata
Jika aku harus berjuang di tanah-tanah jiwamu
Hingga membuat haru biru mata batinmu
Saat menatap aku yang terjatuh dan terbakar di bara api
Karena aku sudah tahu sebelum melangkah
Kisah hatiku tak mungkin aku teruskan
Lebih baik aku lipat dan aku tutup
Kan kupendam luka bersama puisi api dan sajak duri
Menuju jiwaku yang diam dan terluka membisu

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun