Kepergianmu jauh dari hati yang ku pijak
Embun pagi menjadi saksi kepergianmu
Aku masih termangu dan terpaku melepas kepergianmu dengannya
Engkau memilih sandaran hati
Dari dia lelaki pilihan orang tuamu
Biarkan aku disini sepi dan sunyi
Berteman embun pagi yang sebentar lagi sirna
Ditelan cahaya matahari
Melepas kepergianmu dengannya
Selaksa melepas embun pagi
Keikhlasan dan ketabahan hati selalu kujaga
Biar rasa luka dan perih tidak menjadi dendam
Biar rasa luka dan perih tidak menjadi durjana
Biar rasa luka dan perih tidak menjadi amarah
Maka ku genggam hati ku
Menuju embun pagi yang tabah dan ikhlas
Saat di pukul matahari berkali-kali sekalipun
Melepas embun pagi
Seperti melepaskanmu dengannya
Walaupun jiwaku harus terbakar bersama api
Namun aku berusaha tetap kuat
Sekuat embun pagi yang tabah dan ikhlas
Menghadapi segala luka di hati
Walaupun harus dibakar berkali-kali sekalipun
Saat melepas kepergianmu dengannya
Ku berusaha menggenggam ketabahan dan keikhlasan
Selaksa embun pagi
Tetap tabah dan pantang menyerah di setiap pagi menyapa dedaunan dan ranting
Lalu pergi saat matahari membakar embun pagi
Karena tujuan embun pagi menyejukkan semesta raya
Walaupun diri embun pagi harus sirna
Menuju pengasingan dan kesunyian
Menuju luka dan lara yang terbakar
Saat matahari membakar embun pagi tanpa sisa di ujung daun maupun di ujung ranting
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H