Engkau yang terjatuh di antara perih yang meyayat
Saat di tinggal kekasihmu
Tak ada kabar dari angin yang redup
Tak ada kabar dari air yang mulai surut
Kekasihmu sudah pergi bersama embun pagi
Hingga tak ada kabar lagi
Senja dan pelangi sudah tak mengabari tentang kekasihmu yang pergi jauh
Tanpa ada kabar sedikitpun dari tanah-tanh yang menjadi pijakannya
Jangan ada air mata tumpah
Biarkan saja kekasihmu pergi tanpa kabar
Kalau memang dia jodohmu
Percayalah! Tuhan pasti akan mempertemukanmu dengannya
Namun bila tidak jodoh
Berarti itu sebuah jalan takdir yang sudah di garis Tangan-tangan Tuhan
Usap air matamu
Jangan sampai jatuh di tanah-tanah hatimu
Engkau harus tabah dan sabar
Jadilah! Perempuan yang kuat
Walaupun aku tahu patah hati jiwamu
Menyertai di setiap detak nafasmu
Namun cita-citamu lebih penting
Karena cita-citamu di atas segala cinta
Sebab cita-citamu adalah: sebenar-benar dari cinta itu sendiri
Lihatlah! Dedaunan jatuh saat di sapa angin sore
Tetapi dedaunan tetap tabah
Tak ada dendam maupun benci kepada angin
Walaupun dedaunan harus patah dari ranting
Namun dedaunan tetap tabah dan ikhlas
Menghadapi segala luka yang ada  Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H