Sudah seminggu di dalam kamar
Mengurung diri tuk mengeja sebuah bahasa
Dia mengukir kata dan aksara
Seperti orang tak waras
Dalam semalam dia sudah menulis seratus halaman
Tolong! Jangan ganggu dia
Biarkan dia menari bersama pena
Dia menari di antara luka dan bahagia
Menjadi satu dalam kata dan aksara
Dia lelah menulis buku
Sudah seminggu mengurung di kamar
Dia sudah bosan dengan kehidupan nyata
Dia ingin hidup melalui kata dan aksara
Biarkan dia menari dalam pikirannya
Lalu menggores di setiap kata dan bait
Menggores di lembaran kertas yang tertulis berantakan
Seperti berantakan pikirannya
Karena sang penulis jika pikirannya tak berantakan
Maka tulisannya
Kurang greget di setiap detakan nafas dan jantungnya
Dia lelah menulis buku
Dia menyendiri sudah seminggu di dalam kamar
Mengurung diri berteman pena dan aksara
Sesekali dia menengok ke  jendela
Sembari dengan tatapan mata yang kosong
Namun jiwa dan pikirannya
Melintasi segala semesta
Nampak tubuh dan keringat ada di kamar
Namun pikirannya
Telah menuju entah berantah dalam imajinasinya
Dia lelah menulis buku
Tolong! Jangan ganggu dia sedikitpun
Biarkan dia menari dalam kata dan aksara
Menuju kemerdekaan jiwa
Karena tubuh dan aroma bisa saja di penjara
Namun jiwa dan pikirannya
Terus melayang berdentam
Menuju kemerdekaan pola pikir maupun pola imajinasinya
