Mohon tunggu...
Khoirul Taqwim
Khoirul Taqwim Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pascasarjana UIN Raden Mas Said Surakarta

Peneliti Tentang Kemasyarakatan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mengalir Darah Puisi

8 Juli 2023   08:26 Diperbarui: 8 Juli 2023   08:27 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Puisi luka
Membenamkan hati penuh suka cita
Menjadi hati yang penuh amarah dan dendam
Saat melihat wajahmu yang amat cantik
Namun wajahmu membawa pisau yang penuh dengan darah
Hingga membenamkan segala puisi yang ada
Menjadi darah yang mengalir di lembaran hati yang penuh dengan dendam

Hunuskan segala rasamu
Gantilah dengan dendam yang berkabut
Biarlah para Iblis bersekutu dengan puisi ini malam
Melalui tinta darah puisi yang penuh dengan dendam
Hatimu menjadi api membara
Air mata sudah tak mampu memadamkan segala amarah dan dendam
Karena dendam sudah bersekutu dengan para Iblis
Menuju kemenangan yang hitam

Puisi berdarah
Menyayat di antara hati dan jiwa
Membungkukkan dada di malam yang penuh aroma bangkai
Melihat Iblis bersekutu dengan puisi yang penuh dengan darah
Karena puisi telah di kuasai ruang hitam
Yang ada hanya kebencian dan amarah
Nalar sudah tidak ada di hati
Namun jiwa Iblis telah merasuki di setiap detak goresan pena yang mengukir di langit jiwa

Mengalir darah puisi
Darah yang penuh dengan dendam dan amarah
Puisi yang penuh kebencian
Puisi yang telah dikuasai para Iblis
Karena puisi yang menyisakan dendam dan air mata
Menyusuri di segala darah yang menjadi tinta puisi ini malam
Bersekutu dengan Iblis dalam menerjemahkan di setiap bait dan kata
Semua penuh dengan dendam dan darah
Mengalir di antara kata dan aksara bait puisi yang penuh kebencian
Sampai menghancurkan segala di ruang sastra dan di ruang sajak yang hitam

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun