Mohon tunggu...
Khoirul Taqwim
Khoirul Taqwim Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pascasarjana UIN Raden Mas Said Surakarta

Peneliti Tentang Kemasyarakatan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Cintaku Jangan Kau Adu dengan Dia yang Kaya

30 Juni 2023   09:38 Diperbarui: 30 Juni 2023   09:43 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Aku pasti kalah
Aku pasti terkapar
Bila cintaku kau adu dengan dia yang kaya
Lebih baik aku sadar diri
Bukan aku takut mengarungi lautan darah
Bukan aku takut menyeberangi samudra air mata
Namun yang aku takutkan
Engkau akan terluka
Jika aku berjuang sampai mati
Hingga aku menuju pemakaman
Hingga aku masuk di liang lahat
Bersama kain kafan kematian

Cintaku jangan kau adu dengan dia yang kaya
Lebih baik aku sadar diri
Mundur untuk memenangkan hati
Karena cintaku bukan sekedar memiliki raga
Namun cintaku adalah api keabadian
Setiap saat membakar di setiap hati yang penuh dengan air mata
Hingga manjadi asap tak terbentuk
Membumbung tinggi di langit hatimu
Sampai kita dipertemukan di masa kita akan saling menyadari tentang cinta

Bahasa cintaku adalah: bahasa kabut
Setiap saat bisa pergi
Setiap saat bisa datang
Karena cinta ku
Bukan cinta pemaksaan
Namun cinta yang sudah siap menghadapi kekalahan
Bagiku kekalahan dalam cinta adalah: seni air mata
Cinta tanpa air mata terasa hambar
Karena air mata adalah: bagian dari bait cinta itu sendiri

Cintaku jangan kau adu dengan dia yang kaya
Aku pasti kalah
Namun aku tak menyerah
Aku akan tetap menjadi api keabadian
Setiap saat membakar segala luka
Hingga menuju akhir derita cinta
Karena cintaku sudah mati rasa
Sejak kau putuskan
Memilih dia yang kaya
Aku kalah untuk kemenangan hati
Bukan kemenangan sekedar ragawi semata
Karena cintaku akan membayangi air mata dan bunga
Menuju celah-celah jiwamu yang berkabut

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun