Mohon tunggu...
Khoirul Taqwim
Khoirul Taqwim Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pascasarjana UIN Raden Mas Said Surakarta

Peneliti Tentang Kemasyarakatan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Air Mata Langit Pengharapan

25 Juni 2023   06:15 Diperbarui: 25 Juni 2023   06:19 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat kau memberi jawaban tentang cinta

Besar harapanku tentangmu

Engkau dapat menerima segala cinta yang ku bangun di tahta jiwamu

Namun harapanku sirna

Kala tanah tak menyambut cinta hujan

Karena hujan membanjiri semesta hati

Hingga berujung air mata jatuh dipangkuan tanah-tanah yang menjadi longsor

Sebab hujan begitu deras

Hingga menjadi bencana yang tak diharapkan keadaannya


Kisahmu dan kisahku

Paduan antara cinta yang patah hati

Selaksa aku memberi api cinta

Namun api cinta kau bakar di hati dan jiwaku

Karena harapanku tentangmu

Telah kau campakkan dalam benih-benih kebencian

Hingga dendam cinta menyeruak di angkasa hati

Namun ku coba dengan sekuat angin hati

Bahwa segala peristiwa tuk selalu dijadikan hujan yang damai

Tanpa ada air mata yang jatuh di sanubari atma

Namun nyatanya

Air mata tetap jatuh di langit pengharapan

Semua menjadi luka di semesta hati dan jiwa


Air mata langit pengharapan

Luka api cinta yang menjadi amarah dan dendam

Hingga amarah dan dendam membinasakan segala hati

Hati terkotori akan sebuah kisah yang penuh luka

Sarungkan! Segala amarah dan dendam

Lihatlah! Matahari walaupun di bakar berjuta-juta tahun

Matahari tetap tegak menerangi semesta alam

Matahari adalah: cinta yang penuh keikhlasan kepada bumi

Matahari adalah: cinta yang penuh ketulusan kepada bumi

Matahari adalah: Keteladan cinta yang mengorbankan diri tuk kekasihnya

Dia matahari adalah: cinta kepada bumi

Sampai terompet kiyamat berbunyi

Hingga akhir di hayat nanti

Matahari tetap cinta kepada bumi

Sampai akhir mati nanti


Air mata langit pengharapan

Sebuah kisah api cinta yang membakar segala jiwa dan hati

Karena cinta telah menjadi luka yang berdarah-darah

Menuju celah-celah segala rasa cinta

Menuju pengharapan yang kosong

Hingga tersungkur dan tak dapat bangun kembali

Karena luka sudah terlalu dalam

Membuat di sukujur tubuh bunga-bunga yang berguguran di taman luka

Luka yang memenuhi segala rindu dan dendam

Hingga terjatuh dan tak dapat bangun kembali

Sampai menutup mata di akhir nanti



Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun