Mohon tunggu...
Khoirul Taqwim
Khoirul Taqwim Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pascasarjana UIN Raden Mas Said Surakarta

Peneliti Tentang Kemasyarakatan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Penolakan Cinta yang Damai

24 Juni 2023   16:28 Diperbarui: 24 Juni 2023   16:30 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Kisahku denganmu

Jangan menjadi api yang membakar di langit jiwa

Aku ingin kisahku dengamu

Selaksa hujan yang turun

Membasahi tanah-tanah yang penuh kedamaian

Apabila cintaku bukan sebuah pengharapanmu

Aku berharap kisah kita tidak gaduh

Jangan ada air mata yang harus jatuh

Apalagi rindu yang menjadi belati

Hingga menusuk di segala jengkal jiwa kita

Sampai kita tak sanggup lagi bangun

Karena luka begitu dalam

Sampai nafas kita sulit tuk menghirup udara kesucian


Aku berharap dari lubang hati kecil ku

Jika cinta yang ku bangun

Harus engkau campakkan

Aku berharap tidak ada luka di dalam langit hati

Anggap saja ini kisah sebuah pendewasaan kita dalam menghadapi hari-hari berikutnya

Tuk mencapai kisah yang lebih berat lagi

Menuju permasalahan yang terus berjilid-jilid dalam ketukan nafas kita


Penolakan cinta yang damai

Sebuah pengharapan dari sebuah rasa yang tak perlu ada sumber kegaduhan

Anggap saja tak ada masalah

Walaupun luka harus menderu di hati jiwa

Namun kita berusaha tuk bermuara menuju rasa perdamaian

Perdamaian di hati jiwa sanubari yang terdalam


Penolakan cinta yang damai

Selaksa angin yang terus menggugurkan dedaunan dan ranting

Namun pohon tetap tersenyum

Walaupun rasa sakit menderu di segala hati jiwa

Kita kan selalu berdamai

Walaupun hati dan  jiwa kita saling terluka dalam cinta

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun