Mohon tunggu...
Khoirul Taqwim
Khoirul Taqwim Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pascasarjana UIN Raden Mas Said Surakarta

Peneliti Tentang Kemasyarakatan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kau Undang Aku di Depan Perpus

14 Juni 2023   06:40 Diperbarui: 14 Juni 2023   06:49 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kau undang aku di depan perpus
Aku kira kau akan memberikan hatimu untukku
Namun nyatanya
Engkau hanya memperjelas luka
Bahwa engkau sudah memilih cinta selain aku
Aku hanya terpaku melihat kecantikan wajahmu
Namun bibirmu telah menjadi luka
Melukaiku seumur hidupku

Kau undang aku di depan perpus
Kau mempertegas luka
Luka kan kubawa lari di setiap detak nafasku
Aku tak pernah menyalahkan cinta
Namun aku menyalahkan diriku
Terlalu mencintai sebuah luka
Luka ku terlalu sempurna
Hingga seumur hidupku
Luka itu mengikutiku selaksa hantu
Hantu yang bergentayangan di setiap detak jantungku

Ingin sekali aku meluapkan air mata
Biar beban luka menjadi ringan
Namun nyatanya
Air mata malah menambah luka semakin dalam
Aku tak menyalahkan mu
Karena kau punya pilihan
Pilihanmu yang lebih baik
Tidak Hanya masalah harta
Namun dia lebih berada dibanding aku yang hanya seorang yatim
Penuh kekurangan harta maupun tahta

Kau undang aku di depan perpus
Engkau pertegas luka
Luka yang menyayat hati
Aku mencoba tersenyum di depanmu
Namun saat aku pulang
Aku menangis sejadi-jadinya
Karena aku lelaki tak bisa menangis di hadapan wanita
Namun saat sendirian tangisan itu akan pecah
Selaksa pecahnya air hujan
Meluapkan segala air di balik awan
Tuk menyambut kesedihan di tanah-tanah yang kering

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun