Waktu selaksa hujan dan kemarau
Selalu silih berganti musim
Begitu juga hidup
Kadang ada rasa penyesalan
Kadang juga ada harapan
Semua terasa berjalan semestinya
Walaupun kita tak menyadari keadaan
Seperti engkau mencintaiku
Waktu sudah terlambat
Karena esok sudah berganti hari
Karena berganti hari, berarti sudah berganti cerita
Maafkan!
Jika kukatakan dari segala kejujuran hati
Engkau terlambat mencintaiku
Seperti terlambat kereta yang berangkat jam tiga sore
Namun kau datang di jam 8 malam
Hidup itu berpacu dinamis
Selaksa ada di papan catur
Jika dalam satu langkah
Kita salah menggerakkan langkah
Habislah kita dalam permainan catur
Seperti cintamu
Sudah terlambat di makan matahari yang terus berputar
Bersama udara dan angin
yang terus menggugurkan dedaunan dan ranting
Maafkan!
Jika aku berkata jujur
Kau Terlambat Mencintaiku
Sudahlah! Anggap saja semua cerita cinta
Seperti kisah embun pagi yang hilang ditelan cahaya mentari
Begitu juga tentang cinta
Bila terlambat sebuah rasa
Maka cinta akan berkembang di taman yang berbeda
Hingga air mata jatuh
Bersenandung dalam luka dan duka
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H