Maafkan!
Aku telah berlayar di air matamu
Air mata yang seharusnya
Tidak keluar dari celah-celah cekung matamu yang indah
Namun engkau telah menumpahkan
Memenuhi ruang hatimu
Bolehkah! Aku mengusap air matamu
Sebagai tanda maafku kepadamu
Tanya dalam hatiku lirih
Tak kusangka
Surat yang ku tulis kala itu
Membuat air matamu jatuh
Hingga air matamu berlayar tanpa haluan
Berlayar tanpa tujuan
Aku tak dapat berkata banyak
Karena air mata adalah sebuah ungkapan jiwa
Memenuhi ruang antara kesedihan dengan ruang menghilangkan segala beban
Maafkan!
Aku telah berlayar di air matamu
Bukan maksudku membuat rasa sakit menderu di hatimu
Namun engkau telah memberi makna yang berbeda
Hingga air matamu tak dapat terbendung sudah
Padahal kucoba tuk menenangkan hatimu
Namun air mata sudah terlanjur jatuh
Menuju celah-celah jiwamu
Kala udara masih menyimpan angin
Disitu aku ingin bicara kepada angin
Supaya engkau tetap tenang dalam jiwamu
Anggap saja surat yang kutulis
Hanya sebuah kekhilafan sebuah hati
Jauhkan suratku dari ingatanmu
Supaya hatimu dan jiwamu
Tak menjadi mendung duka
Hingga engkau berlayar dengan air mata kedukaan
Jika itu terjadi lagi
Air matamu berlayar tanpa ada tujuan
Aku merasa bersalah tentang itu semua
Maafkan!
Maafkan! Aku yang mencintaimu dengan sederhana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H