Kulihat puisimu ada air mata
Kesedihan puisimu
Nampak di bait yang kau gores lewat kata dan aksara
Engkau ingin merayu kesendirian
Bersama sajak dan puisi
Engkau terluka dengan keramaian
Keramaian engkau anggap selaksa pemakaman yang sunyi dan sepi
Kesedihanmu
Ku baca lewat puisi dan sajak yang engkau gores
Dibalik keindahan bahasa puisi dan sajak
Namun ada perasaan luka
Hingga engkau tak mampu menulisnya
Kulihat puisimu ada air mata
Duka yang engkau alami
Beban yang engkau rasakan
Begitu berat dan belum tentu di pikul seratus orang itu mampu
Sungguh kesedihan di puisimu
Berbuntut panjang
Menuju celah-celah air mata puisimu
Air mata puisimu
Sebagai curahan hati dari seorang penyair
Sungguh derita tak pernah berakhir
Sebelum nyawa ini
Kembali kepadaNya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H