Bunda sudah pergi
Menuju peristirahatan terakhir
Hingga kadang aku masih terbayang
Saat Idul Adha
Bersama Bunda tercinta
Dia selalu menemaniku di hari raya Idul Adha
Saat hati gelisah maupun gundah gulana
Bunda adalah obat yang paling indah di setiap detak nafasku
Idul Adha
Sebentar lagi tiba
Namun sudah tidak ada lagi suara Bunda tercinta
Dia Bunda adalah orang yang kuat dan tangguh
Walaupun menghidupi sendirian empat anaknya
Karena Ayah sudah terlebih dahulu meninggalkan alam semesta
Maka tongkat estafet mencari nafkah dan menyekolahkan anak-anaknya
Hingga ke perguruan tinggi
Semua ada di pundak Bunda tercinta
Idul adha
Sebentar lagi tiba
Idul Adha tanpa Bunda
Karena Bunda terlebih dahulu menghadap Ilahi
Aku hanya bisa berdo'a
Semoga dia Bunda
Selalu dalam lindunganNya
Idul Adha tanpa Bunda
Terasa ada yang kurang di hari raya ini
Namun aku tetap berusaha kuat
Semoga saja di hari raya Idul Adha ini
Air mata tak kembali jatuh
Seperti di hari raya sebelumnya
Bisik hatiku
Tuk menguatkan jiwaku yang terkadang mulai lemah dan goyah
Namun sekuat apapun itu
Kalau kita ditinggal orang yang kita sayangi dan kita cintai
Tak terasa air mata ini
Mengalir deras
Menuju celah-celah hati
Selaksa aliran sungai yang mengalir
Menuju muara persinggahan
Menuju persinggahan kedamaian sebuah hati dan jiwa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H