Ketika luka menghantam di dinding-dinding nafas kehidupan
Kalau para penyair menulis luka
Berarti penyair sedang terluka
Hingga menjadi bahasa dan kata
Lewat sajak dan puisi
Para penyair mengungkapkan sebuah isi hati
Hati tentang kekecewaan
Hati tentang keresahan
Hati tentang kesedihan
Hati tentang kebahagiaan
Hati tentang kedamaian
Hati tentang kemerdekaan
Beragam rasa hati di tulis oleh para penyair
Penyair adalah perasaan hati
Hati yang terketuk di sanubari
Luka penyair adalah luka air mata aksara
Maka jika penyair menulis tentang luka
Luka itu adalah suara hati dari para penyair
Meluapkan tentang sebuah keadaan hati
Hingga kadang para penyair mengeluarkan air mata
Tanpa disadari para penyair menangis layaknya
Manusia yang penuh dengan kesedihan lara yang membabi buta
Hingga kadang di anggap gila
Bagi mereka yang tak mengerti tentang sajak dan puisi para penyair
Para penyair gila
Penyair yang membawa sebuah perasaan hati
Hati yang terluka
Sampai mengiris jiwa
Hingga perasaan hati
Menangis lewat aksara dan kata
Karena aksara dan kata
Ungkapan sebuah perasaan hati yang begitu dalam
Hingga tersampaikan lewat bait puisi dan sajak
Menuju celah-celah hati yang ranum
Para penyair gila
Menulis tanpa tendeng aling-aling
Terus menulis tanpa ada kata jeda
Menulis adalah ekspresi kebebasan
Menulis adalah bentuk ungkapan pemberontakan
Menulis adalah ekspresi suara hati yang terdalam
Tentang sebuah keadaan
Keadaan suara hati yang penuh dengan bendungan yang tak dapat terbendung lagi
Kata dan aksara mengalir deras
Seperti aliran hujan dan badai
Menghantam apa saja
Sampai di titik pengasingan dan sunyi
Sesunyi hati yang lagi patah hati
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI