Mohon tunggu...
Khoirul Taqwim
Khoirul Taqwim Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pascasarjana UIN Raden Mas Said Surakarta

Peneliti Tentang Kemasyarakatan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Keringat Kopi Janda

31 Mei 2023   05:23 Diperbarui: 31 Mei 2023   05:31 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Ku sruput kopi panas
Bersama deras aliran sungai
Ku lihat janda sedang sibuk meracik kopi
Dia punya anak tiga
dan dia ditinggal suami yang berkhianat
Dia berpacu dengan keringat menjual kopi panas
Tuk menyambung hidup ketiga anak yang di cintainya

Melihat keringat kopi janda
Sajian kopi yang lezat
Namun dibalik kelezatan kopi
Terdapat suara jeritan janda
Karena dia yang seharusnya
Tidak sendirian mencari nafkah
Namun ekonomi keluarga ada di pundaknya
Dia dengan keringat yang tangguh
Ikhlas bekerja sebagai penjual kopi
Karena suami pergi meninggalkan dia dan anak-anaknya
Karena suami si janda lebih memilih wanita lain
Sungguh tragis keadaan si janda dengan tiga anak yang masih kecil-kecil anaknya

Keringat kopi janda
Dia adalah janda yang tidak pernah menyerah
Dia terus bekerja berpacu waktu
Tuk menghidupi anak-anaknya
Karena takdir tak dapat di tolak
Sepahit apapun hidup dalam bernafas
Tetap saja hidup harus tetap berjalan
Menembus waktu yang terus berputar

Keringat kopi janda
Hidup yang pahit
Tak semanis kopi yang dibuatnya
Namun apa di kata
Takdir berkata lain
Karena dalam hati kecilnya
Dia janda ingin hidup penuh bahagia dengan keluarga
Namun di tengah jalan keluarga harus berantakan
Karena penghianatan cinta suci oleh suaminya
Padahal dia tumpuan hidup sebagai suami
Namun dia lari dengan wanita lain
Sungguh tragis kehidupan keringat kopi janda

Keringat kopi janda
Memenuhi kehidupan yang lebih baik
Tuk memenuhi kebutuhan anak-anaknya
Bekerja pantang menyerah
Tuk masa depan ketiga anak yang disayanginya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun