Maafkan Ayahmu Nak!
Tak sanggup membelikan baju lebaran
Saat ujung malam takbir mulai menggema
Aku menangis di pukul malam takbir
Hingga air mataku jatuh
Tak sanggup membelikan baju lebaran untukmu
Maafkan Ayahmu Nak!
Ayah tak bisa membelikan baju lebaran
Aku tahu kesedihanmu memenuhi ruang luka
Hingga ruang mata batinku ikut terluka dan menderita
Karena aku melihat anak-anak sekitar memakai baju lebaran yang penuh dengan kebesaran
Sedangkan engkau hanya memakai baju compang-camping
Penuh dengan kefakiran harta yang tak pernah engkau nikmati
Tahukah anakku
Ayah di malam takbir
Hari yang penuh kemenangan
Namun tubuh Ayah tumbang
Hingga tak sanggup membelikan baju lebaran
Hidup Ayahmu di malam takbir terasa tak ada guna
Karena tak mampu membelikan baju lebaran
Seperti teman-teman sebayamu
Maafkan Ayahmu Nak!
Malam di ujung takbir hari kemenangan
Namun Ayahmu tak mampu meraih hari bahagia
Karena baju lebaran
Ayah tak mampu membelikan untukmu
Duhai anakku tercinta
Karena Ayah tumbang di malam takbir
Bahkan terasa hari esok Ayah akan dimakamkan bersama tanah yang masih basah
Setelah hujan mengguyur di malam takbir yang penuh kemenangan
Namun Ayah meneteskan air mata
Hingga menuju liang lahat esok lusa
Bersama hari tanpa baju Lebaran untukmu
Wahai anakku tercinta
Semoga engkau tabah menghadapi batu terjal di hari lebaran yang penuh hujan duka ini malam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H