Tak terasa waktu terus berputar
Umur sudah mulai menua
Hujan dan kemarau silih berganti
Begitu juga bulan dari bulan terus mengikuti arus waktu
Hingga bulan puasa hadir
Memenuhi ruang rinduku
Rinduku akan ujian dari Ilahi
Menahan jiwa dan raga dari segala angkara
Walaupun nampak berat dan lelah
Keikhlasan dan ketulusan
Setulus embun pagi
Menjemput mentari yang menghangatkan tubuh-tubuh tanah yang gersang
Bulan puasa
Bulan memenuhi ruang rinduku
Rinduku atas ujian dari menahan rasa lapar dan dahaga
Walaupun terkadang berat menyusuri tubuh-tubuh yang mulai ringkih
Saat berjalan sudah mulai susah bergerak melaju
Tidak seperti dikala aku masih remaja
Badan dan jiwa masih menantang panas matahari
Kini tubuhku sudah mulai layu tak berdaya
Namun dengan kedatangan bulan puasa
Mengingatkanku tentang memori masa silam
Tentang matahari mengejar sang rembulan
Sampai ini hari belum bertemu dalam peluk kesah kerinduan
Bulan puasa
Bulan nan indah penuh ujian
Ujian dari Sang maha pemilik firman dan sabda
Kucoba menyentuh kesucian bulan puasa
Walaupun tubuhku ini penuh dengan debu dosa
Kucoba meminta kepada Ilahi
Supaya hati dan pikiranku terjaga dari api kebinasaan yang menyesatkan
Bulan puasa
Bulan yang penuh anugerah Ilahi
Kini bulan puasa datang kembali
Bersama udara dan tanah
Bersama air mengalir dari hulu ke hilir
Hingga menuju muara sejati
Sejati dalam kehidupan aura ruh dan raga
Menyatu dalam dekapan Sang maha pemilik firman dan sabda
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!