Mohon tunggu...
Khoirul Taqwim
Khoirul Taqwim Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pascasarjana UIN Raden Mas Said Surakarta

Peneliti Tentang Kemasyarakatan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menunggu Air Mata Jatuh

18 Februari 2023   08:50 Diperbarui: 18 Februari 2023   08:56 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


Langit masih nampak berwarna putih
Saat gerimis hujan tiba di waktu pagi
Aku masih duduk sembari menikmati udara yang di selimuti gerimis kecil
Sembari menikmati kesedihan tentangmu yang tak pernah hadir dalam mimpi indah ku

Gerimis kecil menyelimuti alam hatiku
Aku masih termenung tentang keadaan beban berat kehidupan
Masih bertaburan di celah-celah hatiku
Sembari kunikmati disetiap ketukan gerimis
Mengiris mewarna sepanjang penantian ku
Tentang menunggu air mata jatuh
Saat kunikmati kepedihan yang mengiris di setiap detik yang bergerak

Menunggu Air mata jatuh
Disela-sela mataku yang mulai sayu
Membuat hatiku nampak gundah gulana tak bertepi
Karena gerimis selalu mengiris di setiap ketukan laku yang kulalui

Menunggu air mata jatuh
Kusiapkan payung dimataku
Supaya air mata yang jatuh nanti
Tak membasahi tubuhku yang mulai melemah
Karena air mataku yang jatuh
Sebuah harapan tentang asa yang ada di sanubari terdalam ku
Lewat gerimis kecil di pagi hari
Penantian ku tentang air mata jatuh
Masih menunggu setia di teras rumah yang mulai padat merayap

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun