Kubakar aksara
Agar engkau tahu
Seberapa rinduku tentangmu
Air mata puisiku sudah tak sanggup membawa kerinduanku tentangmu
Engkau yang sudah lama dalam senandung derai air mata puisi
Namun engkau sudah tiada dalam kasat mata
Walaupun hatiku masih selalu mengingatmu
Mengingat tentangmu yang begitu anggun
Namun engkau tampar jiwaku
Hingga aku tak sanggup bangun kembali
Air mata puisiku
Sudah tak mampu menerjemahkan setiap bait wajahmu
Karena wajahmu yang dahulu hadir di sela-sela nafasku
Kini engkau hilang tanpa ada kabar
Mungkin aku terlalu jauh berlayar bersama air mata puisi
Hingga membuat hatiku
Pedih dalam kubangan rindu yang membuat jantungku hancur tak tersisa kewarasanku
Berlayar puisi air mata
Saat mengingatmu
Lewat sajak yang kuserat disela-sela air mata yang jatuh
Hingga air mata menjadikan aksara lumpur di setiap kata dan bahasa
Berlayar puisi air mata
Mengembang dalam kesedihan yang mendalam
Membuat jantung berhenti sejenak
Saat mengingatmu
Lewat Puisi dan sajakku
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H