Tatkala gelap berkuasa di malam yang pekat
Aku bersemayam di dalam kesunyian
Berteman sajadah dan tasbih
Dzikir ingatkan kuasa Ilahi
Aku masih mengembara di kesunyian
Bersama gelap yang pekat
Kumerenung di gelap yang sunyi
Dakwah yang kutulis menghujam dibelantara hutan
Lautan kuhujani dengan kata dan aksara
Tanah badai kuhisap lewat bahasa puisi dan sajak
Ku isyaratkan pengepungan kata dan bahasa
Menyerbu segala ombak
Selaksa peluru yang menghujam di lautan
Perkotaan dan pedesaan
Kuhujani puisi dan sajak
Kutulis kisah maha raja yang dikitari singgasana kemewahan
Tukang sihir juga ikut masuk di istana
Menjaga sang raja dari serangan maha tahta
Ku ingat kembali puisi dan sajak ku
Bersama hutan dan lautan
Menuju lembah yang tertutup gunung-gunung tinggi menjulang
Aku bersemayam dalam sunyi
Jauh dari hingar-bingar kekuatan tahta
Kumenelusuri ombak lautan yang mulai mendekat
Ku hirup udara yang penuh limbah kotor
Kumelihat keadaan kota yang semakin semrawut
Kulihat pedesaan yang masih dipenuhi pohon dan ranting
Aku bersemayam dalam sunyi
Kulangitkan do'a-do'a kebajikan
Kulangitkan hati menuju maha tahta penguasa langit dan bumi
Aku bersemayam dalam sunyi
Saat hatiku ragu melangkah
Kala itu aku mulai mendekatkan diri kepada Ilahi
Supaya aku mampu memahami  keadaan semesta raya
Melalui mata hati yang bersemayam dalam sunyi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H