Pengasingan dan jeruji besi
Menunggu sampai nafas terakhir
Kemudian engkau akan menangkap ku
Menjebloskanku dalam kubangan hitam
Hingga aku tak mampu bernafas
Karena nafas terakhir sudah kau rampas
Bersama kemerdekaan yang telah sirna di telan keserakahan
Sebelum nafas terakhirku
Engkau rampas bersama jeruji besi
Izinkan aku melukis nafas terakhir
Sebelum nafas terakhirku
Engkau rampas bersama hukum yang tajam kebawah dan tumpul keatas
Nafasku sudah mulai menyengal
Udara sudah mulai hilang dari nafasku
Akankah nafas terakhir dapat kulukis
Bersama luka yang menganga di dalam jiwa atma
Melukis nafas terakhir
Sebelum engkau sayat tubuhku
Dengan pisau yang terselip di tanganmu
Aku akan melukis nafas terakhir
Bersama aura yang penuh dengan aroma Kematian
Jika aku mampu melukis nafas terakhirku
Biar ceritaku dilihat anak cucu negeri kelak
Tentang kematian jiwa yang dianggap dusta
Ambil nafas terakhirku
Kan kulukis nafas terakhir
Bersama luka di jeruji besi
Engkau selipkan pisau di dadaku
Aku mengucapkan
Selamat tinggal kematian
Aku akan menuju singgasana yang dijanjikan Ilahi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H