Secangkir kopi
Sementara menjadi sahabat sejati
Saat beban-beban hidup menghantui di segala arah jiwa
Mari kita nikmati kesedihan dengan tertawa bersama
Tak perlu kita melangitkan kesedihan
Namun kesedihan harus kita benamkan dengan cara menikmati di setiap irisan yang menyayat jiwa atma
Hujan belum nampak sejak kemarin sore
Kalau hujan nanti datang
Mari kita nikmati kesedihan bersama air hujan
Bersama air mata yang jatuh menelusuri sungai-sungai hati yang padas
Hingga membuat kita tak mampu bangkit kembali
Karena kesedihan telah menguasi seluruh jiwa dan raga
Lihatlah air lautan
Masih menebang ombak di tengah badai
Mari kita tebang kepedihan dan kesedihan
Lebih baik kita bersedih daripada harus menanggung beban-beban yang tersembunyi di bulir air mata
Mari kita tumpahkan kesedihan bersama secangkir kopi
Mari kita nikmati kesedihan dengan lambaian dedaunan yang gugur di musim panas yang meringis
Kesedihan semakin menjadi bara api di hati kita
Maka sudah sepatutnya
Kita menikmati kesedihan bersama
Karena cintamu dan cintaku
Sama saja ditelan badai yang tak bersahabat
Hingga jantung kita berdetak tidak semestinya
Mari kita nikmati kesedihan
Bersama tatapan sinar matahari yang panas membara
Menyiram di segala tubuh-tubuh yang luka
Hingga waktu yang tak tentu
Kesedihan ini mengikat hati
Hati yang semakin menjadi kobaran api
Tertanam di setiap langkah nafas jiwa
Menuju di sebuah perjalanan langkah kehidupan kita
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H