Mohon tunggu...
Khoirul Taqwim
Khoirul Taqwim Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pascasarjana UIN Raden Mas Said Surakarta

Peneliti Tentang Kemasyarakatan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Air Mata Dosa

27 Agustus 2022   21:34 Diperbarui: 28 Agustus 2022   04:19 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Lautan di kegelapan malam

Tak terlihat arah ombak di terjang angin bergemuruh

Namun suara badai ombak datang bertubi-tubi

Menghantam segala batu karang

Dari kejauhan kumelihat

Nampak air mata tumpah didinding-dinding kehidupan

Dia meratapi akan dosa yang selalu hadir di tengah-tengah kehidupan

Dosa terasa selalu menempel dalam sendi nafas yang terus menghirup udara

Air mata dosa

Nampak di celah-celah kelopak mata

Hingga membuat kesedihan yang mendalam

Akan dosa yang selalu hadir dalam sebuah rasa jiwa atma

Sungguh air mata dosa selalu hadir di setiap di detak jantung yang terus berdetak

Air mata dosa

Mengiring aliran air mata yang terus bergerak menuju pipi-pipi yang kering

Hingga menuju pipi-pipi yang basah

Sungguh air mata dosa terus mengalir dalam langkah nafas kehidupan

Penuh dengan aura pertaubatan yang di iringi air mata

Hingga jatuh di tubuh-tubuh yang luka

Air mata dosa

Sebuah ungkapan penyesalan dan pertaubatan

Karena manusia yang bernyawa dan berpikir tak luput akan sebuah dosa

Hingga menumpuk di dinding-dinding luka

Memenuhi semesta raya

Air mata dosa

Sebuah bentuk penyesalan

Akan sebuah dosa

Lalu apakah ada manusia tanpa dosa?

Manusia tempat salah dan dosa

Maka sudah semestinya

Terus menggelorakan semangat

Dalam satu rasa tentang pertaubatan yang sebenar-benarnya

Air mata dosa

Mewarnai sepanjang aliran air mata yang mengalir dari hulu kehilir

Kesedihan akan sebuah air mata yang jatuh di tanah-tanah penyesalan

Semua terlukis memenuhi alam semesta raya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun