Lautan di kegelapan malam
Tak terlihat arah ombak di terjang angin bergemuruh
Namun suara badai ombak datang bertubi-tubi
Menghantam segala batu karang
Dari kejauhan kumelihat
Nampak air mata tumpah didinding-dinding kehidupan
Dia meratapi akan dosa yang selalu hadir di tengah-tengah kehidupan
Dosa terasa selalu menempel dalam sendi nafas yang terus menghirup udara
Nampak di celah-celah kelopak mata
Hingga membuat kesedihan yang mendalam
Akan dosa yang selalu hadir dalam sebuah rasa jiwa atma
Sungguh air mata dosa selalu hadir di setiap di detak jantung yang terus berdetak
Air mata dosa
Mengiring aliran air mata yang terus bergerak menuju pipi-pipi yang kering
Hingga menuju pipi-pipi yang basah
Sungguh air mata dosa terus mengalir dalam langkah nafas kehidupan
Penuh dengan aura pertaubatan yang di iringi air mata
Hingga jatuh di tubuh-tubuh yang luka
Air mata dosa
Sebuah ungkapan penyesalan dan pertaubatan
Karena manusia yang bernyawa dan berpikir tak luput akan sebuah dosa
Hingga menumpuk di dinding-dinding luka
Memenuhi semesta raya
Air mata dosa
Sebuah bentuk penyesalan
Akan sebuah dosa
Lalu apakah ada manusia tanpa dosa?
Manusia tempat salah dan dosa
Maka sudah semestinya
Terus menggelorakan semangat
Dalam satu rasa tentang pertaubatan yang sebenar-benarnya
Air mata dosa
Mewarnai sepanjang aliran air mata yang mengalir dari hulu kehilir
Kesedihan akan sebuah air mata yang jatuh di tanah-tanah penyesalan
Semua terlukis memenuhi alam semesta raya