Mohon tunggu...
Khoirul Taqwim
Khoirul Taqwim Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pascasarjana UIN Raden Mas Said Surakarta

Peneliti Tentang Kemasyarakatan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dzikir Ekonomi

27 Agustus 2022   19:30 Diperbarui: 27 Agustus 2022   19:35 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menjelang subuh

Nampak lelaki berkopyah hitam

Sembari berdzikir mendekatkan kepada Ilahi

Dia sedang kesulitan di masa kuliah

Biaya semester yang belum terbayar

Dia mulai berpikir mencari celah

Dalam pembiayaan kuliahnya

Dia masih tetap tenang dan penuh dengan ikhitar

Supaya dapat meraih rezeki yang tak di sangka

 

Dzikir ekonomi

Lelaki berkopyah hitam

Mencoba menenangkan hati

Melalui mata batin 

Mencoba mengetuk pintu langit

Supaya mampu mencapai keadaan dalam pencarian mengais rezeki dari pintu langit

 

Dzikir ekonomi

Lelaki berkopyah hitam

Masih merenung dan berpikir di atas sajadah

Sembari menagagungkan asama Ilahi

Lantunan dzikir masih mengalun dalam hati dan jiwa

Dia masih dalam do'a menjawab permasalahan ekonomi yang melanda

 

Dzikir ekonomi

Lelaki berkopyah hitam

Terus melantunkan kalimat suci 

Mencoba terus mengetuk pintu langit

Dia mencoba mencari jawaban tentang permasalahan ekonomi yang dihadapinya

Dia terlihat sesekali mengeluarkan air mata

Teringat andaikan Bapaknya masih hidup

Dia pasti akan di bantu bapaknya dalam menyelesaikan permasalahan ekonominya

Sungguh keadaan ekonomi lelaki berkopyah hitam

Semakin kacau balau keadaannya

 

Lelaki berkopyah hitam

Masih memungut do'a-do'a langit

Supaya mampu mendapatkan rezeki dari Sang maha pemilik kekayaan

Akankah lelaki berkopyah hitam mendapatkan biaya membayar semester?

Semua masih dalam genggaman yang tersembunyi dari Sang maha pemilik ketetapan

Maka jalan do'a dari lelaki berkopyah hitam

Jalan dia dalam menerjemahkan keadaan yang ingin disampaikan lewat Sang maha pemilik segala kuasa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun