Permasalahan hukuman potong rambut yang dilakukan guru yang viral di media sosial menjadi pembahasan berbagai warganet.
Mengingat unggahan itu mendapatkan respon warganet yang beragam, mulai dari mencibir guru yang melakukan potong rambut siswa yang masih berumur tujuh tahun dan ada yang mendukung guru yang menganggap sesuai dengan peraturan yang ada di sekolah.
Lalu muncul sebuah pertanyaan tentang permasalahan hukuman potong rambut bagi siswa yang masih berumur tujuh tahun masih layakkah dilakukan oleh guru? Mengingat anak kecil yang berumur tujuh tahun yang masih terlalu kecil dapat membuat trauma bagi siswa yang terlalu kecil.
Hukuman kedisiplinan masalah potong rambut bagi siswa yang masih berumur tujuh tahun menjadi persoalan tersendiri.Â
Karena siswa terlalu kecil dengan usia tujuh tahun secara psikis mempengaruhi masa pertumbuhan, apalagi saat mendapatkan hukuman diketahui teman lainnya. Pastinya malah membawa trauma yang lebih mengerikan bagi siswa yang masih kecil berumur tujuh tahun.Â
Maka dibutuhkan kebijakan dari sekolah dalam mendisplinkan siswa yang masih berumur tujuh tahun tidak langsung main eksekusi, tetapi ada kebijakan yang lebih manusiawi dengan jalan penyadaran, bukan dengan jalan kekerasan.
Mengukur kewenangan guru dalam persoalan hukuman potong rambut bagi siswa. Sebenarnya dibutuhkan kebijakan pendisiplinan dari pihak sekolah yang lebih mengedepankan edukasi di banding hanya sebatas mencukur yang malah mempengaruhi psikis buruk bagi siswanya, apalagi siswa yang masih berumur tujuh tahun.
Melihat adegan guru dalam mencukur rambut anak yang masih berumur tujuh tahun, kalau hanya dilihat dari aspek peraturan sekolah, tentunya sangat ironis. Maka guru sebagai pendidik harus cermat menghadapi permasalahan yang mengandung unsur kekerasan psikis.
Lalu apakah guru akan membiarkan siswa yang masih berumur tujuh tahun dengan rambut gondrong? Kalau mengacu dari peraturan sekolah yang tidak membolehkan rambut panjang alias gondrong. Maka disinilah peran guru di uji dengan cara mengedukasi terlebih dahulu.
Sehingga guru tidak asal mencukur rambut siswa yang tergolong masih di bawah umur. Maka cara mengedukasi melalui pendeketan siswa untuk tidak berambut panjang sesuai dengan peraturan sekolah dan kalau guru tidak mampu melalui pendekatan dengan siswanya.Â