Kulihat dari jarak pekat
Kudengar dari angin landai di waktu senja
Kisah manusia kapal para pencari suaka dari tanah bara api
Tanah yang luluh lantak dikarenakan salah urus sebuah tatanan
Tak sedikit anak-anak sampai lansia mencari selamat
Begitu juga para pemuda dan pemudi
Hingga orang dewasa
Mereka mencari selamat
Lewat kapal yang di tumpangi
Berharap ada suaka dari sisa-sisa nafas yang hancur dari tragedi ekonomi
Berubah menjadi tragedi kemanusiaan
Demokrasi diberangus yang ada kediktatoran tanpa batasan
Lalu dikendalikan sebuah tatanan dengan cara-cara tangan besi
Engkau mencari suaka
Sisia-sisa nafas dan tubuh-tubuh yang mulai layu
Masih berjuang untuk bernafas hari esok
Menjadi manusia kapal
Salah satu dari pilihan yang terakhir
Hingga tak jarang manusia kapal harus menutup mata di tengah-tengah lautan yang bergelombang
Karena menjadi manusia kapal perjuangan yang melelahkan
Penuh luka dan air mata
Mengiringi nafas perjalanan
Manusia kapal
Mereka para pencari penyelamat
Mencari secercah cahaya yang lama dirindukan
Sebuah tanah yang dahulu di injak telah di rampas oleh tatanan kedzaliman
Hingga menjadi manusia kapal dari pilihan yang terakhir
Mereka dari para pencari suaka
Menuju negeri impian yang diharapkan
Lebih baik dari kehidupan tanah yang di injak sebelumnya
Manusia kapal
Mereka para pejuang
Mencari kehidupan yang layak
Karena udara dan air yang dulu menjadi nafas kehidupan
Telah di rampas oleh mereka yang punya tabiat keserakahan
Manusia kapal
Mencari jalan kehidupan baru
Menuju mimpi-mimpi udara dan air yang bebas
Hingga menuju tanah yang menjadi idaman
Semua penuh dengan perjuangan
Antara air mata dan darah menyertai di setiap detak nafas-nafas manusia kapal
Sang pencari suaka kedamaian
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H