Mohon tunggu...
Khoirul Taqwim
Khoirul Taqwim Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pascasarjana UIN Raden Mas Said Surakarta

Peneliti Tentang Kemasyarakatan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Para Pekerja Matahari

24 Juli 2022   09:20 Diperbarui: 24 Juli 2022   09:24 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Panas menyengat para nelayan
Menghadang ombak yang kian gladrah
Tak kenal siang atau malam
Badai terus menerjang kapal
Keadaan semakin runyam
Menerjang kapal hingga karam
Namun keberanian seorang nelayan selaksa angin topan
Tak takut dengan arah lawan

Para nelayan
Mereka para pekerja matahari
Tak pernah mundur mengarungi samudra
Air asin menjadi teman perjalanan
Mengarungi lautan ombak yang dahsyat
Menyerang segenap kapal
Walau kapal tak jarang karam di tengah lautan
Namun keberanian melawan keadaan harus dipertaruhkan
Semua tak lepas dari ibadah kehidupan
Ibadah menghidupi sanak famili
Istri dan anak-anak sudah menunggu hasil dari melaut
Supaya dapat membeli sandang pangan dan juga pendidikan anak-anak

Para pekerja matahari
Tak takut ombang menghadang
Ombak sudah menjadi sahabat kehidupan
Walaupun kapal harus karam
Dia tetap melaut
Karena lautan sudah menjadi nafas kehidupan
Mengais rezeki dari alam

Para pekerja matahari
Bersama kapal-kapal perjuangan
Mengarungi lautan yang maha ganas
Ombak selaksa gunung tinggi menjulang
Tak jarang menghempaskan kapal
Namun para pekerja matahari
Tak kenal menyerah
Apalagi takut dengan keadaan
Semua dipasrahkan kepada Ilahi
Karena hidup sebuah tantangan harus dipecahkan
Bersama nyali dan keberanian seorang pelaut
Menghadang segala badai dan ombak dengan tenang

Para pekerja matahari
Beribadah mengarungi samudra nan luas
Penuh dengan tantangan kehidupan
Namun keberanian dan ketegasan seoarang pelaut
Jangan diragukan lagi
Karena dia bekerja selaksa matahari yang tak kenal lelah
Memberi kehangatan semesta jiwa atma

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun