Mohon tunggu...
Khoirul Taqwim
Khoirul Taqwim Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pascasarjana UIN Raden Mas Said Surakarta

Peneliti Tentang Kemasyarakatan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Berkumpullah! Wahai Para Pendekar Keyboard

15 Juni 2022   13:39 Diperbarui: 15 Juni 2022   13:52 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sore waktu itu
Keadaan semakin mencekam di panggung-panggung layar lcd
Nampak para pendekar keyboard sedang memainkan jari jemari dengan lincahnya
Sampai para pembaca di buat heran kehebatan daya aksara diksi-diksi yang dibuatnya
Sampai emosi tingkat tinggi menyertai
Emosi dan air mata tumpah jadi satu
Saat mereka membaca kehebatan para pendekar keyboard memainkan aksara

Mari! Para pendekar keyboard
Ayo! Mainkan lagi aksara dan kata
Kalau perlu kita lumat bersama
Sampai benar-benar kata-kata menjadi keajaiban abadi

Wahai para pendekar keyboard
Aku disini dengan hati-hati menunggu pagi
Sambil kubaca perlahan-lahan dan menghayati dari layar lcd
Nampak para pendekar keyboard sedang menerjemahkan kata
Berebut aksara di hutan belantara
Mereka mencari panggung ekspresi dan emosi
Kadang ada saja sajak yang ingin dibakar bersama
Supaya keadaan semakin mencekam
Antara balatentara pendekar keyboard kanan versus pendekar keyboard kiri
Saling beraksi memainkan aksara di segala jagat maya
Menumbuhkan dogma-dogma keyakinan kebenaran
Iya! Kebenaran yang dia yakini
Supaya mendapatkan pengikut berjubel di dunia maya
selaksa perang bayonet-bayonet beterbangan
Menghias di jagat layar lcd

Berkumpullah! Wahai para pendekar keyboard
Ayo! Kita bakar bersama aksara dan bahasa
Supaya mereka tahu siapa yang terkuat dinegeri jagat maya
Luluh lantakkan saja seluruh aksara yang lemah
Karena aksara jika lemah bakal digilas oleh mereka yang pandai menyusun bahasa
Mari! Angkat keyboardmu setinggi langit
Bakar!
Bakar!
Bakar!
Aksara dan kata di layar lcd
Bila perang keyboard sudah terjadi
Tidak ada pilihan selain mati atau hidup di zaman aksara

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun